Blora– Dari 16 Kecamatan di Kabupaten Blora, sebanyak 14 Kecamatan telah melaporkan kekeringan. Merespon situasi ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah menyiapkan bantuan senilai Rp 275 juta dalam bentuk bantuan air bersih.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Blora, Sunanto, melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik (Darlog), Handoko Suseno mengungkapkan, bantuan berupa air bersih tersebut sejumlah 1.100 tanki. Tiap tankinya, dapat mengangkut sebanyak 5 ribu liter air bersih.
“Ada 14 Kecamatan dengan 145 desa yang telah melaporkan kekeringan. Untuk Kecamatan Kradenan dan Todanan tidak mengusulkan karena cadangan airnya cukup untuk musim kemarau,” kata Handoko Suseno.
Sebagai informasi, pada musim kemarau tahun lalu, BPBD Blora hanya mampu mendistribusikan 500 tanki air bersih. Pada APBD perubahan 2018, BPBD kembali mengajukan anggaran untuk menambah bantuan 400 tanki air lagi. Jumlah tanki air BPBD yang terbatas membuat penanggulangan kekeringan tahun lalu berjalan lambat.
Untungnya, sejumlah lembaga vertikal dan lembaga masyarakat, ikut turun tangan menanggulangi bencana kekurangan air bersih. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Blora, ikut mendroping sebanyak 200 tanki air untuk masjid dan pesantren di Kabupaten Blora.
Berdasarkan pantauan BPBD, pada kemarau tahun ini, Kecamatan Jati dinilai menjadi kawasan yang lebih awal merasakan dampak kekurangan air di musim kemarau.
“Kekurangan air akan dirasakan paling parah di Kecamatan Jati. Karena, kemarau datangnya lebih awal, dan sumber air bersih di kecamatan ini sangat minin,” pungkasnya. (jay)