fbpx

BANYAK PERSOALAN, MAHASISWA KKN BERI MASUKAN KE PEMKAB BLORA

Sudah menjadi rahasia umum kalau Kabupaten Blora termasuk daerah yang kaya akan persoalan. Baik dari sektor ekonomi maupun sosial. Seperti halnya kemiskinan, pengangguran, gender, stunting dan lain sebagainya.
Diskusi antara Pemkab Blora dengan Mahasiswa KKN dari bebrbagai perguruan tinggi di Jawa yang sedang KKN di Blora.

Blora, BLORANEWS – Sudah menjadi rahasia umum kalau Kabupaten Blora termasuk daerah yang kaya akan persoalan. Baik dari sektor ekonomi maupun sosial. Seperti halnya kemiskinan, pengangguran, gender, stunting dan lain sebagainya.

Berdasarkan pembacaan Bloranews dari laman resmi BPS Kabupaten Blora, data terakhir angka kemiskinan di Blora tahun 2021 mencapai 12,39 persen. Naik dari tahun sebelumnya yang berada diangka 11,96 persen. Kemudia, IPG (Indeks Pembangunan Gender) Kabupaten Blora juga berada di posisi terendah se-Provinsi Jateng. Yakni diangka 83,88. Pun soal isu pengangguran. Bahkan hari ini pengangguran lulusan sarjana di Kabupaten Blora meningkat drastis. Yang mulanya 0,98 persen di tahun 2020, menjadi 4,23 persen di tahun 2021. Meningkat sebanyak 3,25 persen.

Kekayaan masalah inipun membuat mahasiswa KKN dari berbagai kampus di Jawa berbondong-bondong memberi masukan ke Pemkab Blora. Salah satunya diucapkan Amin, mahasiswa KKN dari Unisnu Jepara yang menyoal tentang validitas data stunting dan kemiskinan.

“Persoalan stunting di Blora yang tak kalah penting adalah kaitannya data yang valid. Menurut saya, data stunting maupun data kemiskinan di tingkat desa perlu untuk disinkronkan,” tegasnya dihadapan Wakil Bupati Blora, Tri Yuli Setyowati, Jumat (12/8).

Sementara itu, Aldi perwakilan mahasiswa UNY menyoroti soal pengembangan UMKM di Kabupaten Blora. Menurutnya, beberapa pelaku UMKM di Blora masih perlu dorongan untuk pengembangan ke arah digital.

“Ada beberapa masyarakat yang belum terbuka sepenuhnya dengan program-program kita untuk pengembangan ini. Dari dosen pembimbing memang mengharapkan kami kaitannya untuk promosi UMKM, menuju digital,” paparnya.

Menanggapi berbagai masukan tersebut, Wabup Etik mengungkapkan bahwa hasil evaluasi dan diskusi ini akan dipertimbangkan.

“Masukan dari adik-adik KKN yang ada di desa-desa ini juga menjadi bahan pertimbangan untuk evaluasi kami kedepannya,” ucapnya.

Adapun Mahasiswa KKN yang terlibat dalam diskusi tersebut berasal dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), UNISNU Jepara serta Universitas Diponegoro Semarang. Tercatat mayoritas dari mahasiswa KKN menyoal tentang isu stunting, kemiskinan dan pemasaran UMKM. (Kin).