OPINI  

BLORA, TERKURUNG POTENSI SEPAK BOLA: MENGAPA PERSIKABA TAK JUGA BANGKIT?

Foto: Ilustrasi

Blora, sebuah kabupaten kecil di pojok timur Provinsi Jawa Tengah, menyimpan potensi besar dalam dunia sepak bola. Terlebih, dengan adanya talenta nama besar seperti Pratama Arhan, yang telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, Blora seharusnya menjadi rumah bagi banyak bakat yang berkiprah di dunia sepak bola. Namun, kenyataannya sangat berbeda. Persikaba Blora, klub kebanggaan masyarakat, kini berada dalam keadaan “mati suri”. Gairah besar dari para suporter seakan terpendam, sementara rival-rival terdekat di kabupaten tetangga sudah berlaga di liga yang lebih tinggi.

Beberapa klub tetangga seperti PSIR Rembang, Persipur Purwodadi, hingga Persipa Pati telah mengikuti perhelatan Liga 4, bahkan Persipa Pati kini telah menginjakkan kaki di Liga 2. Persaingan yang kian ketat ini membuat masyarakat Blora merasa semakin terpinggirkan, meski animo suporter di sini sangat besar. Rasa iri yang berkembang jelas terlihat, apalagi banyak suporter yang mulai beralih mendukung klub-klub tetangga yang sudah mendapatkan kesempatan berkompetisi di level yang lebih tinggi. Bahkan, banyak yang merasa kecewa dengan fakta bahwa, meski persiapan Liga 4 Indonesia dimulai sejak 4 Januari 2025, Blora justru tidak memiliki wakil yang bisa bertanding.

Salah satu suara yang menggambarkan kegelisahan ini datang dari Arya Gepeng, seorang suporter setia Persikaba, yang menyatakan, “Wong Blora sakjane talentane akeh, tapi yo sayange gak due club.” Artinya, meski Blora memiliki banyak talenta potensial, tanpa klub yang mendukung, para pemain muda ini tak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk berkembang.
Keadaan ini semakin diperparah oleh pernyataan Ketua Askab PSSI Blora, Agung Waskito, yang mengakui bahwa Blora memang tidak memiliki anggaran yang cukup untuk mengarungi kompetisi, bahkan di tingkat paling dasar sekalipun. “Tahun 2024 ini anggarannya (Persikaba) nol. Persikaba menunggu arahan pemkab, karena milik pemkab. Jadi, harus izin pemkab. Sedangkan, Askab ini dari PSSI untuk pembinaan saja,” ujar Agung. Tanpa dukungan anggaran yang memadai, Persikaba tidak bisa bergerak maju. Ini menjadi dilema yang pelik, di mana sebuah klub yang seharusnya menjadi kebanggaan daerah, terhimpit oleh ketidakpastian dan ketidaktertarikan pihak pemerintah untuk mendukungnya.

Ironisnya, sepak bola dapat memberikan dampak besar bagi perkembangan daerah. Sebuah klub yang sukses tidak hanya akan mengangkat prestasi olahraga, tetapi juga memperkenalkan daerah kepada masyarakat luas. Blora, dengan segala potensi dan talenta yang dimiliki, seharusnya bisa menjadi pusat perhatian dalam dunia sepak bola. Keberadaan Persikaba sebagai wadah bagi para pemain muda sangat penting untuk mengembangkan kualitas sepak bola lokal.

Ada 3 faktor utama yang menjadi hambatan kurangnya infrastruktur (terutama stadion), ketidakseriusan pemerintah dalam memberikan dukungan, dan ketiadaan investor menjadi tembok besar yang menghalangi kemajuan klub ini. Tanpa adanya stadion yang representatif, Persikaba tidak memiliki rumah yang bisa mengikat emosional para suporter dan pemain. Tanpa ada perhatian serius dari pemerintah, baik dalam hal anggaran maupun kebijakan yang mendukung, klub ini akan terus terkatung-katung tanpa arah yang jelas. Dan tanpa investor yang mau berinvestasi, impian Persikaba untuk bertanding di liga yang lebih tinggi hanya akan menjadi angan-angan belaka.

Perasaan frustrasi yang berkembang di kalangan suporter, seperti yang disampaikan oleh Rudi, adalah refleksi dari ketidakberdayaan masyarakat Blora yang merasa klub kebanggaannya terabaikan. Mereka tidak hanya berharap agar Persikaba kembali bangkit, tetapi juga berharap ada perubahan nyata dari semua pihak yang terlibat. Jika masyarakat Blora, pemerintah, dan pihak-pihak terkait lainnya bersatu untuk memperjuangkan masa depan sepak bola di Blora, mungkin ada harapan bagi Persikaba untuk kembali ke jalur kompetisi yang lebih tinggi.

Namun, untuk mencapai itu, perubahan harus dimulai dari dasar: komunikasi yang lebih baik, komitmen dari pemerintah, dan dukungan investor yang tulus. Tanpa itu, Persikaba Blora akan terus menjadi klub yang hilang dalam bayang-bayang potensi yang belum tergali.

Penulis : Dziki Fajar Alfian Ramadhani, Suporter Persikaba Blora

 

*Opini di atas merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab Bloranews.com.