fbpx

MENDADAK SHOLEHAH

Blora, BLORANEWS – Ada pengalaman unik yang di alami oleh anak- anak sekolah negeri. Kebetulan di semua sekolah negeri terdapat program sekolah sisan ngaji yang sudah di rintis sebulan sebelum bulan ramadhan. Gagasan program sekolah sisan ngaji yang ada di Blora untuk pertama kali dipelopori oleh SMPN 2 Blora yang mana sekolah tersebut sebagai salah satu sekolah unggulan di Blora. Tujuan dibentuknya program sekolah sisan ngaji tidak lain tidak bukan untuk membangun ahklaq anak-anak yang semakin luntur gegara keberadaan gadget.

Pada momen bulan ramadhan tahun ini, ada jadwal dimana seluruh siswa yang beragama Islam diwajibkan memakai busana muslim. Tanpa mempedulikan siswa yang kesehariannya tidak memakai jilbab, namun pihak sekolah seolah mewajibkan anak untuk memakai busana muslim lengkap dengan jilbabnya. Yang terjadi adalah anak merasa terpaksa dengan busana yang tidak dikehendaki. Sehingga, pada saat pulang sekolah (masih dilingkungan sekolah) si bocah sudah melepas jilbabnya karena gerah. 

Berdasarkan cerita siswa yang terpaksa berjilbab pada saat bulan ramadhan, jilbab menjadi beban baru bagi mereka yang tidak terbiasa dengan busana muslim plus jilbab. Yang menjadi point penting di sekolah sisan ngaji sebenarnya bukan diwilayah busananya, tapi lebih pada penataan akhlaqul karimah pada semua siswa. Percuma mereka berbusana muslim ala timur tengah tapi akhlaqnya masih berantakan.

Seperti apa yang telah dialami oleh salah satu siswa SMP 2 yang terpaksa memakai jilbab, oleh temannya dia dikatakan sudah insyaf/mendapat hidayah atau hijrah. Ini yang membuat si bocah semakin tertekan karena jilbab   baginya bagian dari mode saja. Jika dikaitkan dengan kewajiban muslimah mengenakan jilbab, membuat beban baru bagi si anak.

Jadi budaya Islam nusantara pada hakekatnya sangat berbeda dengan budaya Islam timur tengah yang mana budaya tersebut lahir sesuai dengan kondisi alam di masing-masing daerah. Busana timur tengah tidak bisa dipakai sebagai busana muslim seluruh dunia. Toh, di Indonesia busana yang kita kenakan dalam batas kepantasan umum. Apalagi siswa sekolah SMP 2 Blora semuanya dalam keseharian mengenakan rok/celana panjang serta atasan pendek dan itu jauh dari kata syahwat.

Tentang penulis: Siti Lestari adalah mantan ketua PC PMII Kabupaten Blora yang saat ini aktif mengelola Lembaga Pendampingan dan Pemberdayaan (Perempuan) Kinasih. 

*Opini di atas merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab Bloranews.com.

Verified by MonsterInsights