fbpx

CARA MADRASAH MEMBINA AKHLAK SISWA

Dianulirnya Surat Keputusan (SK) Pimpinan Cabang (PAC) Muslimat NU Cabang Cepu bernomor 001/SK/A/PCMNU/IV/2021 tentang Susunan Pimpinan Anak Cabang Muslimat NU Kecamatan Jati masa bakti 2021-2026 menimbulkan pertanyaan besar dari kalangan nahdliyin di Kabupaten Blora. Tak hanya itu, masyarakat secara umum pun mengernyitkan dahi lantaran peristiwa ini terjadi hanya sesaat sebelum pelantikan digelar.
Karjo: Kepala Madrasah Aliyah Maarif NU Kecamatan Jati dan Ketua Persatuan Guru NU (Pergunu) Kecamatan Jati.

BLORANEWS – Pembinaan akhlak anak paling utama adalah tugas orang tua. Namun karena kesibukan orang tua dan berbagai masalah yang lain, pembinaan akhlak anak diserahkan kepada lembaga pendidikan formal seperti madrasah dan sekolah, atau lembaga pendidikan non formal seperti pesantren atau lembaga pendidikan keagamaan.

Di Madrasah Aliyah NU Doplang, ada beberapa karakter atau pendidikan akhlak yang menjadi perhatian utama. Diantaranya, karakter sopan santun, kepedulian terhadap sesama, keberanian dalam menegakkan kebenaran dan mencegah kemungkaran, dan disiplin dalam menjalankan tugas serta pengelolaan waktu. Diharapkan, melalui penanaman karakter di atas, siswa tumbuh menjadi pribadi yang berpikiran cerdas, memiliki rasa empati terhadap penderitaan sesama, serta mampu terlibat aktif dalam berbagai kegiatan konstruktif yang ada di masyarakat.

Untuk mewujudkan misi tersebut, Madrasah Aliyah NU Doplang menuangkan langkah kerjanya melalui penyusunan kurikulum bina karakter dengan melibatkan berbagai lembaga, elemen, dan tokoh masyarakat. Sehingga tersusun sebuah kurikulum bina karakter yang inklusif, aplikatif, akuntabel, dan transparan. Meski harus diakui, dalam prosesnya kerap kali menghadapi kendala baik secara internal maupun eksternal.

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka menerapkan kurikulum bina karakter tersebut diantaranya, menggelar peringatan Hari Kebangkitan Nasional dengan menggandeng Pemerintah Desa Doplang, pembelajaran masalah-masalah sosial keagamaan di lapangan dengan mengunjungi tokoh masyarakat di sekitar sekolah, serta pencegahan penyalahgunaan miras dan narkotika dengan menggandeng Polres Blora.

Pembinaan karakter tidaklah bisa diserahkan pada satu lembaga, melainkan menjadi kewajiban bersama dalam rangka melahirkan generasi muda Indonesia yang cerdas dan berakhlak. Menyadari hal itu, madrasah dan pesantren sebagai institusi pionir dalam ilmu dan akhlak harus membuka diri terhadap koreksi dan masukan dari masyarakat secara luas. Kami menyadari hal itu, dan kami telah memulainya.

Tentang penulis: Karjo adalah Dosen Prodi PGMI di STAI Al Muhammad Cepu, Kepala Madrasah Aliyah Maarif NU Doplang, dan Ketua Persatuan Guru NU Kecamatan Jati. 

Verified by MonsterInsights