fbpx

CEK GUDANG BULOG, GANJAR : BUTUH TEROBOSAN BARU PEMERINTAH PUSAT

CEK GUDANG BULOG, GANJAR : BUTUH TEROBOSAN BARU PEMERINTAH PUSAT
Ganjar cek gudang Bulog

Klaten – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengusulkan kepada pemerintah pusat membuat kebijakan baru untuk membantu Bulog menyerap gabah petani.

Menurut Ganjar, mekanisme penyerapan Bulog saat ini belum mendukung. Jika dulu Bulog punya program beras miskin (raskin), sekarang program itu tidak ada. Padahal, saat ini Jateng memasuki puncak musim panen raya.

CEK GUDANG BULOG, GANJAR : BUTUH TEROBOSAN BARU PEMERINTAH PUSAT
Ganjar cek gudang Bulog

 

“Saya ke sini untuk melihat proses serapan, karena bulan April ini kita sedang peeks-nya panen raya. Teman-teman di Bulog ini sudah mulai serap, tapi kalau kita bicara produksi kita, hari ini sangat melimpah. Maka penting memastikan gabah petani dibeli dengan harga di atas HPP, atau minimal sama dengan HPP,” kata Ganjar saat meninjau gudang Bulog Banaran Delanggu Klaten, Senin (29/3).

Ganjar melakukan pengecekan didampingi Wakil Bupati Klaten Yoga Hardaya dan Kepala Perum Bulog Kanwil Jateng, Miftahul Ulum. Tujuannya untuk mengetahui serapan gabah petani saat musim panen tiba. Ganjar melihat stok beras ribuan sak tertata rapi di gudang.

Menurut laporan Dinas Pertanian dan Perkebunan, sejak Januari hingga Mei mendatang, Jateng diperkirakan surplus 1,6 juta ton gabah.

“Ini diserap terus, tidak dikeluarkan. Paling keluar rutin dari Bulog hanya bencana atau operasi pasar (OP). Jadi mohon maaf, kalau tidak ada bencana atau harga stabil dan tidak ada operasi pasar, ya ndongkrok,” tegasnya.

Untuk itu, Ganjar mengusulkan kepada pemerintah pusat membuat terobosan baru dengan memberikan tugas kepada Bulog yang lebih banyak seperti dulu.

“Kalau sistemnya nggak diubah, sudah pasti serapan Bulog nggak bisa bagus. Dampaknya harga petani pasti rendah karena betul-betul menggunakan mekanisme pasar dan diadu dengan pasar,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Perum Bulog Kanwil Jateng Miftahul Ulum mengatakan bahwa pihaknya hanya dapat jatah menyerap 204.000 ton gabah dari petani. Dirinya juga mengungkapkan kendala yang dialami Bulog dalam penyerapan gabah petani, yakni kualitas gabah petani tidak terlalu bagus.

“Kendalanya saat musim hujan kemarin. Jadi banyak gabah yang dipanen lebih awal, karena rusak. Dalam arti terkena banjir padi roboh jadi segera dipanen. Kami optimis itu tercapai, minimal di atas 75 persen dari target,” terangnya. (Jay)