Randublatung- Geliat usaha hasta karya (handycraft) di Blora terus merangkak. Sebagai salah satu kawasan penghasil kayu jati, di Blora terdapat para pengrajin yang memanfaatkan limbah kayu jati menjadi hasta karya bernilai jual tinggi.

Di Dusun Peting Desa Kutukan Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora terdapat para pengrajin hasta karya berbahan dasar limbah kayu. Salah satunya, bernama Sukamto (30) yang menggeluti bisnis ini dalam dua tahun terakhir, Kamis (25/07).
“Sudah sejak dua tahun yang lalu. Kita dapat bahan baku dengan membeli dari masyarakat sini saja. Biasanya, saya jual patung setengah jadi di daerah Ngawi. Tapi baru-baru ini, ada pesanan dari Turki, yang order lewat facebook,” kata Sukamto kepada Bloranews.com.
Menurut Sukamto, ada sekitar 10 pengrajin hasta karya limbah kayu di lingkungan tersebut. Tiap pengrajin, mempekerjakan sekitar 5-10 karyawan dari warga sekitar. Produktivitas pengrajin di desa ini juga cukup tinggi.
“Kita bikinnya produk setengah jadi. Untuk patung besar, satu hari selesai satu buah. Patung kecil, bisa 2 sampai 3 buah tergantung tingkat kesulitannya. Untuk yang seperti hiasan, atau tempat buah kita bisa menyelesaikan lebih banyak lagi,” imbuhnya.
Meski demikian, kualitas produknya tetap diutamakan. Perhatian para pengrajin, difokuskan pada detil dan kehalusan produk. Konsitensi terhadap kualitas, membuat pesanan hasta karya pengrajin tersebut tetap stabil.
“Kita sebagai pengrajin pasti berharap ada dukungan dari pemerintah, baik berupa modal maupun pelatihan serta pemasarannya. Kita menjual produk setengah jadi, karena kurang modal. Omzet tiap bulan tidak pasti, tapi rata-rata ya Rp 8 juta kotor,” pungkasnya. (jay)