fbpx

HUJAN LEBAT, TANGGUL JEBOL DAN SEJUMLAH DESA TERENDAM AIR

Hujan lebat yang mendera Blora
Situasi pasca hujan lebat di sejumlah titik di Kabupaten Blora.

Blora- Hujan lebat yang mendera Blora sejak siang tadi mengakibatkan tanggul di Sungai Ploso  kawasan Desa  Kamolan Kecamatan Blora Kota, Kabupaten Blora jebol. Akibatnya, lahan persawahan yang ditanami padi usia 3 minggu terendam air.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora menghimpun data kawasan terdampak banjir di sejumlah titik lainnya. Selain di Blora Kota, Banjir juga merendam sejumlah desa di Kecamatan Kedungtuban dan Kradenan.

 

Hujan lebat yang mendera Blora
Situasi pasca hujan lebat di sejumlah titik di Kabupaten Blora.

 

Plt Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Blora, Free Alamanda, mengungkapkan potensi kerusakan akibat banjir dapat mengancam keselamatan warga dan lahan pertanian.

“Diharapkan, jika terjadi banjir atau bencana yang lain, warga segera menghubungi pemerintah setempat, atau lembaga penanggulangan bencana,” himbaunya, Selasa (25/12).

Berdasarkan pendataan BPBD Blora, akibat hujan lebat tersebut, ruas jalan provinsi Cepu-Singget, tepatnya di Dusun Petak Desa Kedungtuban tergenang air. Luapan dari sawah di 2 titik sepanjang 100 meter dengan ketinggian 30-40 cm sempat membuat arus lalu lintas tersendat.

Drainase Rusak, Desa Sumber Kradenan Jadi Langganan Banjir

Kondisi saluran air (drainase) yang rusak membuat Dusun Wates Desa Sumber Kecamatan Kradenan menjadi langganan banjir jika terjadi hujan lebat dengan durasi lebih dari 1 jam.

Kepala Desa Sumber, Zaki mengaku kondisi ini terjadi hampir setiap tahun. Sayangnya, Pemkab Blora melalui dinas terkait tak kunjung merespon situasi ini. Pemdes setempat khawatir, kondisi ini akan terus terjadi hingga tahun-tahun mendatang.

 

Hujan lebat yang mendera Blora
Situasi pasca hujan lebat di sejumlah titik di Kabupaten Blora.

 

“Tidak ada drainase yang memadai, hanya kalenan (saluran air sederhana) buatan warga saja di depan rumahnya masing-masing. Sudah kita usulkan berkali-kali melalui Musrembangdes dan Musrembangcam,” ucapnya kesal.

Zaki menambahkan, resapan air makin berkurang karena sepanjang jalan raya Dukuh Wates Desa Sumber menuju Desa Kutukan Kecamatan Rabdublatung saat ini semakin padat dengan perumahan warga.

“Kami berharap, tahun 2019 nanti pembangunan drainase di desa kami jadi prioritas pembangunan dinas terkait. Resapan air akan semakin berkurang dengan adanya proyek kereta cepat Surabaya-Jakarta,” imbuhnya.

Pihaknya mendesak pemerintah maupun PT KAI benar-benar memperhatikan masterplan yang berdampak dengan berkurangnya resapan air.

“Jangan sampai rakyat kecil selalu jadi korban banjir setiap tahun,” tegasnya. (sya)