fbpx

JEMBATAN MERAH DARI KAYU AMBROL AKIBAT BANJIR DAN PENUH SAMPAH

Ia mengaku telah mengusulkan berkali-kali di setiap Musrenbang untuk dibangunkan jembatan, namun sampai saat ini belum terealisasi. Padahal jembatan tersebut merupakan akses warga yang ingin berjualan, anak sekolah pun banyak yang melewati.
Jembatan Ambrol di Dukuh Ngetrep, Desa Tutup, Kecamatan Tunjungan.

Tunjungan – Jembatan merah penghubung Dukuh Sasak, Desa Buluroto, Kecamatan Banjarejo dengan Dukuh Ngetrep, Desa Tutup, Kecamatan Tunjungan ambrol lantaran sungai banjir dan banyaknya sampah yang tersangkut.

Kepala Desa Tutup, Kokok Sungkowo menjelaskan bahwa jembatan tersebut dibangun oleh investor pribadi yaitu pengusaha konstruksi dari Karawang, Jawa Barat, Yunus. Jembatan terbuat dari bahan kayu tersebut baru selesai dibangun Agustus lalu, kini sudah ambrol diterjang banjir.

“Sempat dibicarakan warga, loh jembatan kok gitu, apa tidak ambrol jika diterjang banjir? Apa tidak rugi?” jelas Kokok saat ditemui di kantornya, Rabu (17/11).

Ia mengaku telah mengusulkan berkali-kali di setiap Musrenbang untuk dibangunkan jembatan, namun sampai saat ini belum terealisasi. Padahal jembatan tersebut merupakan akses warga yang ingin berjualan, anak sekolah pun banyak yang melewati.

“Rencana mau mengusulkan ke pusat kalau Pemkab saya kira tidak mengatasi, karena jika membangun jembatan yang layak pasti membutuhkan dana miliaran,” ucapnya.

Warga setempat, Suparmi (60) mengatakan kejadian kisaran jam 1 malam, keesokan hari warga sekitar melihat kondisi jembatan sudah ambrol kemudian kayu yang jebrol diamankan di tepi.

“Tadi malam jam 1, suaranya krek krek krek bruk, di bawahnya banjir dan penuh sangkrah (sampah). Sayang sekali, mas, jembatan baru jadi sudah rusak,” terangnya.

Jembatan merah membentang di atas sungai lusi sepanjang 60 meter dengan lebar 2 meter bernilai 200 juta. Konstruksinya terbuat dari kayu papan jati untuk gelagarnya dan kayu usuk untuk klonengnya yang dicat merah, termasuk penyangga juga dari kayu jati. (jam).