fbpx

LEGENDA KALI LUSI

Legenda kali lusi
Ilustrasi

Kepada Syekh Jati Kusuma, Kyai Mranggi memohon bantuan untuk menemukan ular naga yang telah merusak tempat tinggalnya. Syekh Jati Kusuma menyanggupi permohonan Kyai Mranggi.

“Permisi…permisi, Syekh.”

“Iya, siapa di sana?” kata Syekh Jati Kusuma.

“Saya Syekh, Kyai Mranggi”.

“Oh Kyai Mranggi, ada apa gerangan Kyai menemui saya?”

“Maaf sebelumnya saya telah lancang menemui Syekh Jati di sini. Saya ingin memohon bantuan Syekh. Saya sedang mencari naga yang telah merusak tempat tinggal saya Syekh. Saya telah mencari ke berbagai daerah, tetapi saya belum juga menemukannya. Saya sangat berharap Syekh dapat membantu saya.”

“Jadi itu tujuan Kyai menemui saya. Baiklah, saya akan mencoba untuk membantu Kyai.”

“Terima kasih banyak, Syekh.”

“Sama-sama, Kyai. Kita sebagai sahabat sudah seharusnya saling membantu. Kalau begitu nanti saya akan mengambil sebuah pusaka di gua dekat puncak Gunung Butak. Kemudian akan saya tancapkan di puncak Gunung Butak. Mudah-mudahan dengan cara itu kita dapat menemukan naga yang Kyai cari.”

“Baik kalau begitu, saya ikut Syekh saja.”

Syekh Jati Kusuma lalu mengambil pusaka ‘Kyai Akik Ampal Bumi’. Lalu pusaka tersebut ditancapkan di puncak Gunung Butak.

Melalui pusaka tersebut tampaklah di dalam gunung ada ular naga yang sedang tidur pulas dan tampak jinak.

“Lihat, Kyai, kita berhasil menemukan ular naga yang Kyai cari.”

“Syukurlah. Ternyata naga ini yang merusak tempat tinggal saya.”