fbpx

MARAK PENJUAL KEMBANG JELANG LEBARAN

Mendekati Hari Raya Idul Fitri 1443 H marak penjual kembang di tepi jalan maupun di dekat pintu masuk kuburan. Pasalnya menilik saudara yang sudah meninggal dunia dengan mentabur bunga dan membaca doa seakan menjadi tradisi di Kabupaten Blora.
Penjual Kembang Di jalan Mr. Iskandar.

Blora – Mendekati Hari Raya Idul Fitri 1443 H marak penjual kembang di tepi jalan maupun di dekat pintu masuk kuburan. Pasalnya menilik saudara yang sudah meninggal dunia dengan mentabur bunga dan membaca doa seakan menjadi tradisi di Kabupaten Blora.

Nenek-nenek penjual kembang, Sari (80), dia menjual kembang untuk nyekar dengan harga yang sangat terjangkau. Ia menjual kembang di jalan raya Blora-Randublatung, tepatnya di jalan Mr. Iskandar atau sebelah selatan Alun-alun Blora.

“Ini saya jual kembang yang dipakai nyekar. Ada kembang kenongo, kembang gading (kenongo), mawar, melati, kembang sirih, rajangan pandan. Kembang-kembang ini saya dapatkan kulakan dari Lasem (Rembang),” terangnya, Sabtu (30/4).

Dia mengaku sejak berusia belasan tahun sudah berjualan kembang di eks pasar rakyat Blora. Ditanya berapa banyak yang terjual selama satu hari, pihaknya tidak bisa menghitung secara terperinci. 

“Tidak pernah menghitung berapa yang terjual. Banyak lah mas. Alhamdulillah kalau prepekan (menjelang) seperti ini ya ramai. Paling ramai sekarang dan besok,” terang warga Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora.

Seorang Pembeli, Sentot warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora membeli kembang untuk ziarah di makam sanak familinya yang sudah meninggal dunia sebelum lebaran tiba.

“Beli lima tum (bungkus, red). Rencana untuk ziarah di kampung sendiri. Di tempat saya kalau ziarah itu sendiri-sendiri. Kalau ramai-ramai biasanya yang dari perantauan bareng-bareng keluarganya,” bebernya. (Jam).

Verified by MonsterInsights