fbpx
OPINI  

PAMER BALIHO DI MOMEN RAMADHAN

Baliho sosialisasi penvegahan covid-19, kanan sebelum di ganti baliho bacabup ( kiri )

BLORANEWS – Tidak ada yang spesial di moment awal puasa pada tahun ini. Ucapan menjalankan ibadah puasa terpampang dimana-nana, seolah mereka yang memberi ucapan akan mendapat perhatian lebih dibanding yang tidak memberi ucapan. Ada yang berangkat dari perusahaan, birokrasi, legeslatif, bahkan bakal calon DPR pun sudah mulai ikut tebar pesona ke masyarakat. Namun baliho yang terpampang kebanyakan dari foto caleg yang mau maju di pemilu 2024. Mereka fikir, masyarakat akan cepat bersimpati terhadap foto yang sengaja di pasang. Apalagi calon dari DPR Pusat dan Propinsi, menjadi lebih sulit dikenal lantaran mereka (caleg) rata-rata bukan dari kota asal.

Bulan Ramadhan pada umumnya efektif untuk pamer baliho. Waktu yang cukup singkat menjelang pemilu saat ini hendaknya anggota DPR, pejabat daerah (gubernur), Bupati, dan Presiden segera menyelesaikan sisa program kerja yang belum terselesaikan. Mengingat akan dilaksanakan pemilu serentak di tahun 2024. Pemilu DPR Pusat, DPR Propinsi, DPRD (kabupaten), DPD serta Presiden akan di selenggarakan di Februari 2024. Sedangkan Gubernur dan Bupati di selenggarakan di bulan November 2024.

Kesadaran untuk kerja menjalankan amanat rakyat perlu ditanamkan oleh pejabat kita yang saat ini masih duduk di kursi jabatan masing-masing. Meskipun di wilayah politik lainnya, banyak pejabat kita yang menginginkan maju kembali menjadi wakil rakyat. Sebenarnya sederhana untuk mendapat simpati dari rakyat. Wakil rakyat yang cerdas, vokal, tulus menyuarakan aspirasi rakyat, membela dan selalu ada apabila dibutuhkan, ini merupakan cerminan dari wakil rakyat yang akan di pilih kembali. Mereka tidak usah susah payah untuk kampanye, memberikan janji politik berlebihan yang berujung kekecewaan.

Dengan begitu citra positif akan terbangun dengan sendirinya oleh wakil rakyat kita yang memiliki atitude dekat dengan rakyat. Apalagi caleg perempuan, harusnya bisa dengan mudah menarik simpati pemilih yang kebanyakan dari kaum perempuan. Doktrin yang tanamkan sejak awal untuk menggolkan caleg perempuan menjadi anggota legeslatif adalah dengan cara pengorganisiran massa perempuan, dan mengajak pemilih perempuan memilih caleg perempuan.

Berbeda dengan caleg baru yang belum pernah menjabat sebagai anggota legeslatif, mereka dituntut untuk kerja lebih keras karena baru mengenal sistem kepartaian dan di wajibkan untuk mengantongi suara sesuai jumlah yang ditentukan oleh partai di satu dapil. Ketika jumlah suara yang ditentukan sudah pas atau lebih, bisa dipastikan caleg tersebut berhasil mendapatkan kursi DPR. Biasanya caleg baru yang terjun di dunia politik tanpa persiapan yang matang, hasil suaranya masuk di suara partai dan ini menjadi keuntungan partai.

Baliho yang terpampang di tiap sudut kota dengan kalimat yang sama, tidak membuat para para pengguna jalan merasakan berkah Ramadhan dari orang yang ada di foto tersebut. Misalnya, para petani yang membutuhkan pupuk, tidak lantas bisa berdialog langsung dengan foto di baliho. Jadi bermacam-macam ucapan selamat berpuasa hanya dipakai sebagai ajang pamer diri saja, tidak lebih.

Mungkin kita tidak tahu berapa anggaran yang di alokasikan untuk sebuah baliho ucapan berpuasa, namun kita bisa mengira-ngira bahwa angaran yang di keluarkan untuk baliho serta kegiatan Ramadhan lainnya cukup besar dan bisa dibilang fantastis. Alangkah lebih baiknya apabila biaya yang tidak berguna itu dipakai untuk kebutuhan rakyat. Meskipun ucapan selamat berpuasa ini di rasa penting untuk pencitraan, tetapi pencitraan yang lain bisa di pajang melalui baliho yang berisi info yang lebih berguna.

Tentang penulis: Siti Lestari adalah mantan ketua PC PMII Kabupaten Blora yang saat ini aktif mengelola Lembaga Pendampingan dan Pemberdayaan (Perempuan) Kinasih. 

*Opini di atas merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab Bloranews.com.

Verified by MonsterInsights