Blora, BLORANEWS – Pasar online menjadi media pengusaha asal Sasak Desa Buluroto, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora. Hadirnya teknologi itu berdampak positif untuk menjual secang hingga meraup omzet puluhan juta rupiah dalam satu bulan hingga menguasai marketplace.
Candra (20) pemuda asal Sasak Desa Buluroto, mengungkapkan usahanya sudah ditekuni sejak pertengahan masa pandemi Covid-19.
“Awalnya merupakan usaha milik ayah yang dijual ke rekanan secara konvensional,” ungkapnya di Blora, Selasa (5/9/2023).
Lantas, dirinya mengambil kesempatan untuk menjual produk yang tersedia melalui pasar online dan berhasil mendapatkan pesanan yang melimpah.
Tidak hanya secang, dijual juga berbagai bahan baku herbal lain seperti lemon kering, jahe merah kering, lengkuas kering, kapulaga, bunga lawang, dan varian rempah lainnya.
Selain dijual kiloan, dirinya juga membuat minuman racikan berisikan rempah herbal yang sangat diminati terlebih pada saat pandemi.
Kini saat pandemi berlalu dirinya masih tetap memasok bahan baku herbal kering ke rekanan yang ada di luar kota serta memenuhi permintaan dari pasar online sebagai bahan baku jamu.
Produksi serut secang masih berlangsung setiap hari dibantu oleh beberapa tenaga kerja dari warga sekitar dengan peralatan mesin serut sederhana buatan sendiri.
Secang merupakan pohon suku polong-polongan yang banyak dimanfaatkan kayunya sebagai bahan untuk komoditas rempah-rempah, obat, ataupun minuman herbal.
“Bahan baku secang sendiri banyak didapatkan dari daerah hutan sekitar Blora sepreti Jatirogo, Tuban, Rembang dan sekitarnya,” kata dia.
Candra menjelaskan proses pembuatan sabut secang dimulai dengan memotong kayu secang berukuran besar menjadi potongan kecil, lalu dimasukkan kedalam mesin serut.
Setelah diserut, dimasukkan kevdalam kotak besar untuk ditimbang dan dipadatkan 50 kilogram setiap kotak, kemudian dibungkus dengan karung untuk disimpan sebelum masa pengiriman.
“Pada saat pandemi Covid-19 permintaan luar biasa banyak, sampai dibantu 19 orang, sekarang sudah agak berkurang, yang sudah dikarung itu nanti dikirim ke luar kota kalau sudah memenuhi 1 truk besar,” jelas Candra.
Omzet yang dihasilkan dari menjual serut kayu secang cukup fantastis yakni mencapai puluhan juta rupiah tiap bulan.
Candra menyebutkan bahwa dia menjual serut secang berkisar antara Rp 12.000,00 hingga Rp18.000 per kilogram dan penjualan terbanyak dari toko online atau marketplace.
“Penjualan secang paling banyak itu dari toko online bisa sampai puluhan juta tiap bulan, harga jualnya sekitar Rp12.000,00 hingga Rp18.000,00 per kilogramnya,” ungkapnya.
Candra berharap usahanya dapat terus berjalan agar bisa memberi manfaat untuk sekitar. Selain itu dirinya ingin memberi contoh kepada pemuda sebayanya agar tidak melulu berfikir menjadi pencari kerja, tetapi semangat untuk berwirausaha dan menyediakan lapangan pekerjaan.
“Toko online kita di salah satu aplikasi marketplace telah berbintang, sehingga menjadi rekomendasi utama kalau ada yang membutuhkan,” jelasnya.
Oleh sebab itu permintaan melalui pasar online lebih tinggi, sampai di pick up oleh pihak cargo karena memang banyak pengiriman harian,
“Semoga bisa menginspirasi banyak orang,” ucapnya. (Dinkominfo Blora)