fbpx

PEMKAB BLORA PERINGATI HARI LAHIR PANCASILA KE 72

Bupati membacakan amanat Presiden RI Joko Widodo. Dimana ia kembali mengingatkan bahwa Pancasila adalah dasar negara yang mempersatukan keberagaman Indonesia. Foto : Humas Setda Blora

Blora – Memperingati Hari Lahir Pancasila ke 72 yang tapat pada hari kamis tanggal  1 Juni 2017 Pemkab Blora menggelar upacara bendera di halaman kantor Bupati dan di Pimpin langsung oleh Bupati Djoko Nugroho sekaligus bertindak sebagai Instruktur Upacara.

Upacara di ikuti Aparatus Sipil Negara (ASN), TNI, POLRI, PKK, Persit, Bayangkari, Satpol PP, KNPI dan pelajar. Turut hadir Wakil Bupati H.Arief Rohman M.Si, Sekda Bondan Sukarno, jajaran Forkopimda Kabupaten Blora, seluruh Kepala OPD se Kabupaten Blora serta tokoh agama, tokoh masyarakat.

 

Bupati membacakan amanat Presiden RI Joko Widodo. Dimana ia kembali mengingatkan bahwa Pancasila adalah dasar negara yang mempersatukan keberagaman Indonesia. Foto : Humas Setda Blora

 

Dalam sambutannya, Bupati membacakan amanat Presiden RI Joko Widodo. Dimana ia kembali mengingatkan bahwa Pancasila adalah dasar negara yang mempersatukan keberagaman Indonesia.

“Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa pada pagi hari ini kita dapat berkumpul menyelenggarakan Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila untuk yang pertama kalinya. Upacara ini meneguhkan komitmen kita agar lebih mendalami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” ucapnya.

Menurutnya, Pancasila merupakan hasil dari satu kesatuan proses yang dimulai dengan rumusan Pancasila tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan lr. Sukarno, Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, dan rumusan final Pancasila tanggal 18 Agustus 1945. Adalah jiwa besar para founding fathers, para ulama dan pejuang kemerdekaan dari seluruh pelosok Nusantara sehingga secara bersama-sama bisa membangun kesepakatan bangsa yang mempersatukan Indonesia.

“Harus diingat bahwa kodrat bangsa lndonesia adalah keberagaman. Takdir Tuhan untuk kita adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman. Dari Miangas sampai Rote adalah juga keberagaman. Berbagai etnis, bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan dan golongan bersatu padu membentuk lndonesia. ltulah kebhinneka tunggal ika-an kita,” tegasnya.

Namun, ia menyampaikan bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini sedang mengalami tantangan. Kebinekaan tunggal ika sedang diuji. Saat ini ada pandangan dan tindakan yang mengancam kebinekaan dan keikaan. Saat ini ada sikap tidak toleran yang mengusung ideologi selain Pancasila. Masalah ini semakin mencemaskan tatkala diperparah oleh penyalahgunaan media sosial yang banyak menggaungkan hoax alias kabar bohong.

Ia mengatakan bahwa rakyat Indonesia perlu belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikalisme, konflik sosial, terorisme dan perang saudara. Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal lka, Indonesia bisa terhindar dari masalah tersebut. Semua bisa hidup rukun dan bergotong royong untuk memajukan negeri. Dengan Pancasila, lndonesia adalah harapan dan rujukan masyarakat internasional untuk membangun dunia yang damai, adil dan makmur di tengah kemajemukan.

“Oleh karena itu, saya mengajak peran aktif para ulama, ustadz, pendeta, pastor, bhiksu, pedanda, tokoh masyarakat, pendidik, pelaku seni dan budaya, pelaku media, jajaran birokrasi, TNI dan Polri serta seluruh komponen masyarakat untuk menjaga Pancasila,” lanjutnya.

Pemahaman dan pengamalan Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menurutnya harus terus ditingkatkan. Ceramah keagamaan, materi pendidikan, fokus pemberitaan dan perdebatan di media sosial harus menjadi bagian dalam pendalaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.

Komitmen pemerintah untuk penguatan Pancasila sudah jelas dan sangat kuat. Berbagai upaya terus dilakukan. Telah diundangkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden Pembinaan ldeologi Pancasila. Bersama seluruh komponen bangsa, lembaga baru ini ditugaskan untuk memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, yang terintegrasi dengan program-program pembangunan. Pengentasan kemiskinan, pemerataan kesejahteraan dan berbagai program lainnya, menjadi bagian integral dari pengamalan nilai-nilai Pancasila.

“Hadirin yang saya hormati, tidak ada pilihan lain kecuali kita harus bahu membahu menggapai cita-cita bangsa sesuai dengan Pancasila. Tidak ada pilihan lain kecuali seluruh anak bangsa harus menyatukan hati, pikiran dan tenaga untuk persatuan dan persaudaraan. Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus kembali ke jati diri sebagai bangsa yang santun, berjiwa gotong royong dan toleran,” ajaknya.

Namun demikian, masyarakat diminta harus waspada terhadap segala bentuk pemahaman dan gerakan yang tidak sejalan dengan Pancasila. Pemerintah akan bertindak tegas terhadap organisasi-organisasi dan gerakan-gerakan yang AntiPancasila, Anti-UUD 1945, Anti-NKRl, Anti-Bhinneka Tunggal Ika. Pemerintah pasti bertindak tegas jika masih terdapat paham dan gerakan komunisme yang jelas-jelas sudah dilarang di bumi lndonesia.

“Sekali lagi, jaga perdamaian, jaga persatuan, dan jaga persaudaraan di antara kita. Mari kita saling bersikap santun, saling menghormati, saling toleran, dan saling membantu untuk kepentingan bangsa. Mari kita saling bahu-membahu, bergotong royong demi kemajuan lndonesia. Selamat Hari Lahir Pancasila. Kita lndonesia, Kita Pancasila. Semua Anda lndonesia, semua Anda Pancasila. Saya lndonesia, saya Pancasila,” pungkasnya.

Reporter : Ngatono / Humas Protokol Setda Blora