Penyeberan Covid-19 di kabupaten Blora telah semakin meluas dan bertambah, hal ini terbukti dari data terbaru saat ini tujuh Kecamatan di Kabupaten Blora telah dinyatakan sebagai kawasan zona merah persebaran Covid-19, setelah ada warga setempat yang terkonfirmasi positif berdasarkan reaktif rapid test dan swab test laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR).
Menurut keterangan Wakil Bupati Blora H.Arif Rohman, M.Si pada konferensi pers update informasi terkini perkembangan Covid-19 di media centar Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora, Rabu (13/5/2020) ada tujuh kecamatan yang berada dalam zona merah, ketujuh kecamatan itu yaitu Cepu, Jepon, Blora, Jati, Kradenan, Ngawen, Kunduran. Padahal menurut data sebelumnya pada tanggal 6 Mei 2020 hanya tiga kecamatan yang berada dalam status zona merah yakni Blora Kota, Cepu dan Jati. Hal ini menunjukkan ada sebuah kenaikan yang cukup signifikan hanya dalam waktu sepekan.
Hal ini tentunya perlu sebuah solusi alternatif lain dengan berbagai upaya gerakan,kepemudaan, selain upaya lain yang telah dilakukan pemerintah selama ini, agar pencegahan Covid-19 berjalan efektif sehingga dampak dari penyebaran Covid-19 di Blora bisa segera di tekan dan berkurang. Berbagai gerakan kepemudaan perlu di galakkan lagi, sebagaimana yang telah dilakukan sejumlah organisasi kepemudaan dan relawan di Kabupaten Blora yang menggiatkan gerakan mandiri dan independen melawan Covid-19 sebagai salah satu respon tindakan sosial kemanusiaan pandemi Covid-19.
Salah satu gerakan yang perlu di apresiasi juga dalam pencegahan penyebaran Covid-19 yaitu gerakan “Jogo tonggo” yang di canangkan oleh Gubernur Jawa Tengah yaitu Ganjar Pranowo, setelah sebelumnya menggerakkan dengan narasi gotong royong ke seluruh desa di Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Gerakan ini memanfaatkan kekuataan solidaritas masyarakat untuk memantau dan menjaga tetangga masing-masing dengan mengambil spirit solidaritas masyarakat pedesaan yang saling menjaga dan membantu dalam segala hal.
Selain gerakan “Jogo Tonggo” berbagai upaya alternatif yang dapat di lakukan oleh pemuda di Blora dalam upaya membantu mengurangi penyebaran Covid-19 yaitu dengan melakukan gerakan “Jogo Konco” sebagai wujud implementasi solidaritas pemuda. Hal ini perlu di lakukan karena melihat realitas yang terjadi di masyarakat yang paling banyak keluar rumah salah satunya yaitu para pemuda-pemudi, mereka sering berkumpul di tempat-tempat tertentu untuk nongkrong. Seperti di warung kopi dan tempat keramaian lainnya. Dengan adanya kesadaran jogo diri, jogo tonggo, jogo konco di harapkan masyarakat bisa saling mengingatkan untuk selalu menjaga social distancing maupun physical distancing agar pencegahan Covid-19 di Blora bisa berangsur-angsur berkurang dan menghilang.
Tentang penulis : Sugiharto, S.H. Menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan saat ini sedang menyelesaikan studi sebagai mahasiswa S2 jurusan Sosiologi di Fakultas Imu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM Yogyakarta.