RUMAH BATIK PRATIWI KRAJAN PUNYA ENAM MOTIF UNIK

Pemilik Rumah Batik Pratiwi Krajan, Pancasunu Pustpitosari dan koleksi batik yang dimilikinya.

Cepu – Rumah Batik Pratiwi Krajan memiliki sejumlah koleksi dengan motif yang unik. Sebagian besar motifnya, terinspirasi dari kekayaan budaya di Cepu. Pewarna yang digunakan untuk membuat batik ini, didapatkan dari bahan alami.

Pancasunu Puspitosari merupakan pemilik rumah batik yang beralamat di Desa Ngelo RT 05 RW 01 Kecamatan Cepu ini. Menurut Nunu, sapaan akrab pemilik, ada lima motif yang telah dipatenkan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

 

Seniman di Rumah Batik Pratiwi Krajan sedang melakukan proses pewarnaan batik

 

Kelima motif tersebut diantaranya, motif Gagak Rimang, Kyai Setan Kober, Soreng-soreng, Mawar Djipang Kelopak 9, Tebu Ireng, dan Sri Rejeki. Selain itu, ada satu motif batik lain yaitu pumpjack atau pompa minyak.

“Tak hanya itu, kami juga terinspirasi dari kegiatan penambangan minyak seperti kilang dan pompa angguk. Batik dengan pola pompa minyak kuno ini dikerjakan oleh tangan-tangan mahir dari Rumah Batik Pratiwi Krajan,” jelas Nunu seperti dikutip National Geographic Indonesia, Kamis (19/07).

Bahan yang digunakan Nunu untuk mewarnai batiknya berasal dari tetumbuhan dan bahan alam lain seperti Secang (Caesalpinia sappan L.), Mahoni (Swietenia macrophylla) dan Jati (Tectona grandis).

Supaya semakin dikenal, Nunu juga rutin mengikuti berbagai acara pameran. Dalam pameran tersebut kain batik hasil kerja para pembatik Pratiwi Krajan ini ditawarkan dengan harga antara Rp 150 ribu hingga Rp 700 ribu.

Rumah Batik Pratiwi Krajan ini mempekerjakan warga setempat, terutama para ibu rumah tangga. Maklum saja, rumah batik ini selalu ramai dikunjungi wisatawan yang sedang berkunjung ke Blora. Selain itu, pengunjung juga berasal dari kalangan pelajar dari berbagai sekolah.

“Perusahaan akan terus mendukung agar batik Pratiwi Krajan dapat bersaing lebih luas dan memberikan manfaat yang besar untuk masyarakat,” pungkasnya.

 

Reporter : Ika Mahmudah