fbpx

THETHEK, TRADISI BANGUNKAN SAHUR DENGAN KENTONGAN BAMBU

Tradisi Thethek di bulan Ramadhan (Foto: Dinkominfo Blora)

Blora- Waktu sahur kerap kali terlewat karena tengah terlelap tidur. Akan tetapi, hal ini dapat dicegah dengan adanya tradisi membangunkan sahur keliling kampung dengan menggunakan kentongan bambu, atau menabuh bunyi-bunyian keliling kompleks. Tradisi ini dikenal dengan nama Thethek.

Tradisi Thethek di bulan Ramadhan (Foto: Dinkominfo Blora)

Tidak diketahui kapan tradisi ini dimulai. Namun, hingga saat ini pada malam bulan Ramadhan, tradisi Thethek masih dilakukan, mulai dari pelosok desa hingga kompleks perumahan di kawasan perkotaan. Bagi sebagian orang, tradisi ini dinilai cukup bermanfaat.

“Meski era digital, tapi kentongan bambu atau thethek (tek-tek) masih menjadi tradisi di bulan Ramadan untuk membangunkan warga makan sahur. Biasanya anak-anak dan remaja yang memaikannya,” kata Supardi, warga dukuh Glagahan, desa Jepangrejo, Kecamatan Blora Kota, Blora, Rabu (08/05).

Sementara, Agung salah seorang pembuatkentongan bambu asal Desa Tempellemahbang Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, menjelaskan, kentongan bambu telah bertahun-tahun menjadi salah satu nuansa khas yang mewarnai semaraknya bulan Ramadhan.

“Hampir di seluruh desa dan kelurahan, utamanya di perkampungan memeriahkan bulan puasa dengan membuat kentongan bambu, mereka dengan berkelompok berkeliling membangunkan warga saat makan sahur tiba,” ujarnya.

Dijelaskannya, thethek tetap menempati posisinya sebagai warna lain bulan Ramadan di Blora. Dirinyamengapresisiasi tradisi ini selama tidak mengganggu warga masyarakat sekitar. Menurutnya, kenthongan dan bebunyian tersebut  jangan ditabuh sebelum tiba waktu sahur.

“Agar tidak mengganggu keamanan dan kenyamanan. Sebab kerap terjadi, karena suka sebagai hiburan, para remaja itu menabuh pada tengah malam, ketika warga sedang istirahat,” komentarnya. (JYK)