Blora – Kemeriahan Agustusan di Blora dirayakan oleh hampir semua kalangan. Tidak terkecuali anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar (SD) dan taman kanak-kanak (TK) dengan cara mengikuti pawai.
Menariknya, dalam pawai tersebut tak jarang diiringi dengan lagu-lagu dangdut koplo berlirik erotis. Meski demikian, pilihan lagu pengiring tersebut hanya untuk membuat gerakan anak-anak yang mengikuti pawai menjadi kompak, tidak lebih.
“ Ya, kalau untuk anak seumuran TK / SD itu hanya agar gerakannya serempak saat pawai. Mereka ini belum mengerti maksud dari lirik tersebut, yang penting gerakannya serempak,” ujar Imam Safrudi, pemerhati pendidikan anak, Rabu (22/08).
Menurut Imam, pilihan berpawai dengan menggunakan lagu dangdut koplo dinilai lebih aman dibanding menggunakan lagu-lagu nasional. Karena, jika lagunasional digunakan sebagai musik pengiring tarian, dapat dianggap sebagai pelecehan simbol negara.
Hal senada diungkapkan Dosen Psikologi STAI Al Muhammad Cepu, Sri Purnomowati. Menurutnya, musik pengiring dangdut koplo akan segera dilupakan anak-anak seusia itu.
“Kalau cuma sekali, apalagi sekedar euforia tidak banyak ngaruh. karena perhatian anak cepat beralih pada hal lain. Kalau dia sudah bosan, terlebih jika anak itu tidak memiliki minat di bidang itu,” terang Sri Purnomowati.
Menurut Sri Punomowati, kondisinya akan berbeda jika hal ini dilakukan berulang-ulang. Sehingga, dari anak timbul minat terhadap lirik-lirik erotis tersebut. Disarankan, musik pengiring dalam pawai yang diikuti anak-anak menggunakan lagu yang sesuai dengan usia mereka.
“Kecuali kalau dia (anak) minat, kegiatan ifu akan menjadi semacam titik tolak diri selanjutnya. Idealnya memang anak-anak dikasih lagu anak,” sarannya.
Terlepas dari pilihan musik pengiring, Sri Purnomowati menilai kegiatan pawai kemerdekaan yang melibatkan anak-anak akan berdampak positif bagi pendewasaan kejiwaan anak. Melalui pawai, anak-anak belajar tentang interaksi sosial.
“Yang lebih banyak ngaruh justru rame-ramenya itu. Rame-rame perayaan itu bisa menumbuhkan solidaritas sosial. Meningkatkan interaksi sosial. Tarian bareng-bareng secara umum berdampak positif buat anak,” pungkas aktivis Muslimat NU Blora ini.
Reporter : Ika Mahmudah