
Blora- Barongan merupakan salah satu kesenian khas Kabupaten Blora. Di dalamnya ditampilkan seni tari dan seni teater sekaligus. Kesenian barongan tidak hanya ada di Blora, namun barongan Blora memiliki ciri khas yang berbeda dengan barongan di tempat lain.
Barongan secara umum menceritakan tentang Gembong Amijoyo, sang penjaga Alas (hutan) Wengker. Gembong Amijoyo merupakan manusia sakti yang dapat berubah menjadi harimau jadi-jadian. Dia bertugas menjaga Alas Wengker, sebuah kawasan hutan dengan pepohonan jati yang lebat. Bagi banyak budayawan, Alas Wengker dapat diartikan sebagai Kabupaten Blora.
Alur cerita dalam pertunjukkan barongan berawal dari keinginan seorang pangeran dari kerajaan Jenggala, Panji Asmarabangun untuk mempersunting seorang putri dari kerajaan Kediri, Dewi Sekartaji.
Alkisah keinginan sang pangeran ini telah mencapai puncaknya. Panji Asmarabangun mengutus patih kerajaan Jenggala yang bernama Patih Pujangga Anom untuk melamar Dewi Sekartaji. Bersama dengan tiga pengikutnya, Untup, Noyontoko dan Mbok Gainah, Patih Pujangga Anom pun berangkat menuju kerajaan Kediri melewati Alas Wengker. Rute Alas Wengker dipilih oleh Patih Pujangga Anom karena rute ini merupakan lintasan paling dekat menuju kerajaan Kediri.
Di tengah Alas Wengker, Patih Pujangga Anom dihadang oleh Gembong Amijoyo . Gembong Amijoyo tidak mengijinkan siapapun melewati Alas Wengker. Pertarungan pun tidak terelakkan antara Patih Pujangga Anom dan pengikutnya melawan Gembong Amijoyo. Dalam pertempuran ini, Patih Pujangga Anom dikalahkan oleh Gembong Amijoyo dan kembali ke Jenggala dengan tangan hampa.
Editor : Tim Litbang Bloranews.com
Foto : Tim Grafis Bloranews.com
Sumber : Hasil wawancara dengan Adi Wibowo, ketua kelompok barongan Risang Guntur Seta Blora
BACA JUGA :
BUDAYA BLORA : BARONGAN, PERTEMPURAN DUA SAUDARA SEPERGURUAN (Bag. 2)