fbpx

BARONGAN ANAK BANYAK DIMINATI

Lazimnya barongan berukuran besar karena untuk orang dewasa. Barongan digunakan juga untuk mengiringi acara-acara keagamaan, kebudayaan sampai hiburan. Misalnya sunatan, sukuran, tekas deso (sedekah bumi) bagi masyarakat Kabupaten Blora.
Menata rambut barongan dan merapikan barongan yang sudah jadi.

Jepon – Lazimnya barongan berukuran besar karena untuk orang dewasa. Barongan digunakan juga untuk mengiringi acara-acara keagamaan, kebudayaan sampai hiburan. Misalnya sunatan, sukuran, tekas deso (sedekah bumi) bagi masyarakat Kabupaten Blora.

Namun siapa sangka, barongan berukuran kecil ukuran anak kecil juga banyak diminati. Barongan semula hanya digunakan oleh orang dewasa, beberapa tahun terakhir ini bocah kecil juga bisa memainkannya dengan ukuran barongan yang kecil.

Seorang perajin barongan, Muhammad Taufik di Dukuh Tengger Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora pada awalnya ia memanfaatkan limbah kayu untuk membuat barongan.

“Waktu sekolah punya kreatifan, coba-coba buat mainan barongan, soalnya mayoritas di Blora itu kan seni barong dan semakin lestari. Saya lihat limbah kayu mempunyai nilai ekonomi. Alhamdulillah bisa untuk biaya sekolah,” jelasnya saat ditemui di rumahnya, Minggu (10/4) lalu.

Taufik menjalankan bisnis kerajinan ini sudah empat tahun. Harga barongan yang dibuat bervariatif, mulai harga Rp150 ribu sampai satu jutaan. Ia mengaku di bulan Ramadhan ini orderan meningkat.

“Pemasaran sudah sampai luar daerah. Mulai topeng kelono, barongan anak-anak, barongan besar untuk pentas. Semakin besar semakin mahal. Untuk orderan barongan yang besar ini rata-rata pesanan borongan buat pentas,” ungkap owner sekaligus pemain barongan.

Selama pandemi menerkam, hampir setiap hari dirinya lebih banyak memproduksi barongan mini. Hasil yang telah jadi dipasarkan melalui online, toko-toko hingga sales datang ke rumahnya.

“Selama puasa untuk orderan barongan anak-anak meningkat banyak sekali. Harapannya, ke depan barongan Blora maju terus, semakin terkenal agar budaya Blora tidak diakui daerah lain atau bangsa lain,” impiannya.

Pembuatan barongan ini sendiri dimulai dari kayu kedondong atau randu kadang pule yang dipotong sesuai ukuran diameter kepala barongan. Untuk rambut barongannya menggunakan ijuk yang didapat dari temanggung.

Termasuk alat dan bahan untuk membuat barongan itu sendiri mulai aksesoris mata, cat, kulit kambing, gergaji mesin, tatah, palu, kuas, grenda, pasah, hingga amplas. Bersama dengan dua karyawan, ia memproduksi barongan berukuran besar dan kecil.

“Dalam seminggu untuk ukuran kecil bisa buat 20-30 barongan. Barongan besar memakan waktu 3 minggu satu barongan. Kalau barongan besar harga dari Rp 2 juta sampai Rp 3,5 juta,” pungkasnya. (Spt).

Verified by MonsterInsights