Parmin kemudian melaporkan peristiwa yang menimpa anaknya ke Polsek Banjarejo. Laporen dengan ceoat direspon aparat, yang meneruskan informasi ini ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Blora.
Parmin juga telah menemani anaknya melakukan visum di RSUD dr Soetijono Blora. Hasil visum tersebut akan diserahkannya ke Unit PPA Polres Blora.
“Tadi saya memberikan kronologisnya dan tanda tangan pengaduan. Senin saya diminta ke Polres untuk membuat laporan langsung,” lanjutnya.
Parmin menyesalkan sikap kepala sekolah yang arogan. Dia berharap, kepala sekolah temperamental itu diberhentikan dari jabatannya. Parmin mengatakan, dia banyak mendengar kepala sekolah kerap berbuat kasar dan perbuatan ini bukanlah yang pertama kali.
“Banyak yang cerita kalau korbannya tidak hanya anak saya saja. Sebelumnya juga ada bahkan sampai ada yang pindah sekolah,” ungkapnya.
Kepala Sekolah: Hanya Mendorong, Tidak Membenturkan
Di sisi lain, Sumijan mengaku tidak membenturkan kepala AG ke tembok, hanya mendorong kepalanya yang kebetulan berdekatan dengan tembok. Meski demikian, dirinya tetap mendatangi rumah Parmin untuk meminta maaf. “Saya memang salah. Tadi karena emosional dengar ramai-ramai dikelas. Kadang memang anak-anak saya cubit,” aku Sumijan.
Sumijan berharap, perbuatannya dapat dimaafkan dan perkara ini dapat selesai secara kekeluargaan. Dia tak ingin, kasus ini semakin panjang dan diseret ke ranah hukum.
Hari ini, kasus ini sedang dalam proses mediasi yang difasilitasi oleh Pemerintah Desa Mojowetan. Dalam mediasi ini, Sumijan dan orang tua siswa yang mengalami tindak kekerasan akan memutuskan langkah terbaik untuk kedua belah pihak. (hud)