fbpx

DOPLANG : TEMPAT ISTIRAHAT DAMPO AWANG DAN PASUKANNYA

doplang blora
Sejarah kelahiran desa Doplang erat kaitannya dengan tokoh kontroversial dari Rembang, Dampo Awang
doplang blora
Sejarah kelahiran desa Doplang erat kaitannya dengan tokoh kontroversial dari Rembang, Dampo Awang

Doplang (10.07.2016) Kecamatan Jati yang terletak di ujung selatan Kabupaten Blora ternyata memiliki kisah sejarah yang berkaitan dengan tokoh kontroversial asal Kabupaten Rembang, Dampo Awang. Abdul Karman (47) menceritakan sejarah berdirinya beberapa desa dari Doplang sampai terjadinya mata air Blekuthuk kepada Bloranews.com.

Abdul Karman tinggal di dukuh Kemadoh desa Jegong Kecamatan Jati, kisah ini diperoleh Abdul Karman dari orang tua serta kakeknya. Sehari-hari abdul Karman bekerja sebagai pencari kayu bakar di hutan, tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Sekalipun dimungkinkan akan terdapat banyak versi tentang sejarah penamaan beberapa desa di Kecamatan jati, namun versi Abdul Karman ini dirasa dapat menjadi referensi mengingat minimnya peninggalan pustaka tentang sejarah desa tersebut.

Alkisah, hiduplah seorang wanita cantik jelita yang bernama Putri Segorogunung. Putri Segorogunung tinggal di daerah Sulursari Kabupaten Grobogan saat ini. Kecantikan Sang Putri begitu termasyhur sehingga Dampo Awang, Saudagar dari Rembang, berkeinginan untuk meminangnya.

Mengetahui niat saudagar Rembang tersebutm Sang Putri pun tidak berkenan. Dengan sebuah siasat Sang Putri berusaha menggagalkan niat Dampo Awang dengan menuntut mahar yang sangat besar. “Mas kawinipun kereto kencono saking emas inten, nggeh sedoyo saking emas inten. Krecek saking emas, perkakas pawon saking emas lan sapanunggalanipun” tutur Abdul Karman dalam bahasa Krama Alus.

Dampo Awang mengangkut semua mas kawin permintaan Sang Putri di atas sebuah kapal. Kapal itu didorong di darat oleh segenap pasukan dan anak buahnya. Sesampainya di Doplang, anak buah dan pasukan Dampo Awang pun kelelahan. Mereka beristirahat, bahkan beberapa sampai tertidur dengan posisi telentang. “Sedayane sampun mboten gadhah doyo, sami tilem jepaplang (Bhs Indo : Para pasukan Dampo Awang pun kelelahan (mboten gadhah doyo), mereka tertidur telentang)” tutur Abdul Karman.

Dua kata diatas (mboten gadhah doyo, tilem jepaplang) akhirnya digabungkan menjadi Doplang. Akhirnya, tempat istirahat Dampo Awang dan paukannya tersebut diberi nama Doplang [.]

Reporter  : Tri Puji Purnomo

Foto      : Az Zulfa

Verified by MonsterInsights