fbpx

KELUARGA PRAMOEDYA PROTES, REVITALISASI RUMAH MASA KECIL TAK SESUAI HARAPAN

Revitalisasi rumah masa kecil Pramoedya Ananta Toer
Revitalisasi rumah masa kecil Pramoedya Ananta Toer

Blora- Meski telah diberi arahan terkait revitalisasi rumah masa kecil Pramoedya Ananta Toer oleh pihak keluarga, namun kenyataan di lapangan tidak seperti yang diharapkan. Akibatnya, keluarga maestro sastra ini pun memprotes revitalisasi ke sejumlah pihak.

Sikap protes ini disampaikan adik kandung Pramoedya, Soesilo Toer mewakili keluarga. Melalui putranya, Benee Santoso, Soesilo mengatakan telah menyampaikan protes ini ke kontraktor, pengawas, bahkan ke Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI, Hilmar Farid.

“Ke kontraktor sudah, ke konsultan pengawas sudah. Ke Hilmar Farid via DM (pesan langsung/ direct message) IG (instagram) juga sudah,” terang Benee Santoso di rumah masa kecil Pramoedya, Jalan Sumbawa 40 Kelurahan Jetis Kecamatan Blora Kota, Kabupaten Blora, Kamis (06/12).

 

Revitalisasi rumah masa kecil Pramoedya Ananta Toer
Revitalisasi rumah masa kecil Pramoedya Ananta Toer

 

Benee menyebutkan, protes ini dilakukan lantaran dalam pelaksanaannya, revitalisasi itu tidak mengindahkan saran dan rambu-rambu yang diberikan pihak keluarga.

“Sejak awal pihak keluarga memberikan rambu kepada pihak konsultan perencanaan untuk tidak mengubah bentuk bangunan, tapi kenyataannya banyak bentuk bangunan dan tata letak ruangan yang diubah,” imbuhnya.

Berdasarkan papan kontrak yang terpasang, proyek revitalisasi rumah sastrawan Pramoedya Ananta Toer dianggarkan sebesar Rp 878 juta dari Kemendikbud RI. Dikerjakan selama 75 hari kerja terhitung sejak awal dimulainya pada tanggal 1 November 2018.            

Benee menambahkan, pihak keluarga menyesalkan gambar eksisting banyak yang salah dan berbeda dengan kenyataan. Meski demikian, dirinya menyadari para pelaksana revitalisasi bekerja sesuai dengan permintaan Kemendikbud.

“Ini tidak sesuai keinginan kami. Sementara kontraktor bekerja sesuai dengan gambar yang mereka terima dari konsultan perencanaan,” pungkasnya.

Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid mengatakan akan mencari jalan keluar terkait situasi ini. Sayangnya, dirinya tidak menjelaskan lebih lanjut terkait jalan keluar yang dimaksud.

“Nanti kita cari jalan keluarnya,” tulis Hilman melalui DM Instagram kepada Benee Santoso. (one)