fbpx

TETRALOGI PULAU BURU : BUMI MANUSIA

Tierra Humana, terjemahan novel Bumi Manusia karya Pramoedya
Tierra Humana, terjemahan novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer dalam bahasa Spanyol
Tierra Humana, terjemahan novel Bumi Manusia karya Pramoedya
Tierra Humana, terjemahan novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer dalam bahasa Spanyol

Blora- Novel pertama Pramoedya Ananta Toer seri Tetralogi Pulau Buru yang pertama dipublikasikan adalah Bumi Manusia. Dengan gaya penulisan yang khas, Pramoedya melalui Bumi Manusia menggambarkan situasi tanah air menjelang Kebangkitan Nasional tahun 1908. Tema utama yang diangkat Pram dalam buku ini adalah nasionalisme Indonesia, dibumbui dengan narasi percintaan dan intrik-intrik antar tokoh.

Minke adalah tokoh utama novel ini. Oleh Pram, Minke digambarkan sebagai seorang pribumi yang belajar di HBS (Hogere Burgerschool). HBS merupakan sekolah para putra Belanda dan bangsawan Pribumi. Minke adalah putra bupati kota B (sebagian besar akademisi mengartikan kota B sebagai Blora), sehingga dapat bersekolah di HBS.

Lingkungan HBS membuat Minke hanyut dalam budaya eropa, namun tetap saja status pribuminya tidak membuat Minke dapat dianggap setara dihadapan murid lain di HBS. Cerita berkembang dengan bertemunya Minke dengan Annelies, seorang gadis indo Jawa-Eropa. Annelies tinggal bersama Tuan Mellema dan Nyai Ontosoroh. Tuan Mellema adalah tuan tanah yang memiliki lahan yang luas, sedangkan Nyai Ontosoroh adalah gundik (wanita simpanan) Tuan Mellema.

Minke jatuh hati dengan Annelies, hubungan percintaan mereka harus menghadapi gangguan dari Robert Surhorf, teman Minke. Di luar kebiasaan pada masa itu, Nyai Ontosoroh merupakan wanita yang cakap. Nyai Ontosoroh mengelola lahan pertanian Tuan Melleman.

Hubungan percintaan antara Minke dan Annelies membuat gadis indo tersebut menceritakan banyak hal kepada kekasihnya. Termasuk kisah memilukan masa lalunya. Minke menulis keluhan-keluhan Annelies dalam berbagai surat kabar yang ada. Melalui surat kabar yang memuat tulisan Minke, Nyai Ontosoroh pun mengetahui bahwa tulisan yang diangkat merupakan kisah hidupnya. Dari sinilah puncak cerita dimulai.

Kisah dilanjutkan dengan berbagai ketegangan-ketegangan. Salah satu narasi yang banyak menyita perhatian adalah ketika terjadi pembelaan dari Nyai Ontosoroh terhadap hak asuh Annelies di Pengadilan Putih pemerintah kolonial. Banyak peresensi menganggap ini sebagai pengadilan pribumi pertama.

Novel ditutup dengan cerita Annelise dibawa ke Netherland (Belanda) dengan pengawalan penuh dari pemerintah kolonial. Minke, suami Annelies melepas kepergiannya dengan tabah dan berjanji akan mengunjunginya. Minke juga berjanji akan membawa kembali Annelies ke jawa.

Editor  : Sahal Mamur

Foto     : cover Buku Tierra Humana

*Dari berbagai sumber.