fbpx

LEBIH DEKAT DENGAN GUS JAMAL BEGANJING JAPAH

Muhammad Jamaluddin Malik, Pengasuh Pesantren Al Muslim Beganjing, Japah.

Japah –  Pesantren Al Muslim Beganjing Japah merupakan salah satu pesantren salaf murni di Blora. Salaf murni, berarti pesantren ini hanya menerapkan sistem pengkajian ilmu keislaman saja, tanpa sekolah umum. Karenanya, hampir seluruh waktu belajar di Pesantren Al Muslim Beganjing Japah diisi dengan kajian kitab-kitab klasik yang dewasa ini makin langka pengkajinya.

 

Muhammad Jamaluddin Malik, Pengasuh Pesantren Al Muslim Beganjing, Japah.

 

Muhammad Jamaluddin Malik, biasa dipanggil Gus Jamal merupakan pengasuh pesantren ini. Ia melanjutkan tugas ayahnya, Kyai Muhammad Mahmudun Imam Muslim bin Khomsun bin Ma’sum pendiri dan pengasuh Pesantren Al Muslim yang wafat tahun 2014. Kyai Imam Muslim mendirikan pesantren ini pada awal tahun ’80-an.

Gus Jamal lahir di Desa Prawoto, Sukolilo Kabupaten Pati pada 1 September 1984. Pendidikan formalnya, dari MI (Madrasah Ibtidaiyah) sampai MA (Madrasah Aliyah) diselesaikan di kampung kelahirannya, Prawoto Kecamatan Sukolilo Pati dan menempuh jenjang perguruan tinggi di STAI Al Muhammad Cepu, Blora.

Sejak tahun 1998, Gus Jamal mulai belajar di sejumlah pesantren ternama di tanah air. Diantaranya, Pesantren Mambaul Ulum Syar’iyyah Prawoto (1998), Pesantren MUS Sarang Rembang (2003), Pesantren Darussalam Tegalrejo Pasuruan (2005), Pesantren Mambaul Ulum Berasan – Muncar – Banyuwangi (2007), dan Pesantren Abuya Dimyathi Cidahu, Pandeglang Banten (2008).

“Juga tabarrukan (belajar) di beberapa pesantren di luar Jawa sampai Siak Riau, Pesantren Darussalam Mesuji Palembang dan Pesantren di Lombok NTB,” jelas Gus Jamal, Rabu (13/09).

Di pesantren Al Muslim, Gus Jamal mengajar kitab Tafsir Jalalain, Bughyatul Mustarsyidin, Jamius Shaghir, Adabu Sulukil Murid dan Fathul Qorib.

Di tengah kesibukannya mengajar kajian kitab kuning (julukan kitab klasik yang memuat ilmu keislaman), Gus Jamal tetap menyempatkan diri menjalani berbagai kegemarannya. Diantaranya bermain bola, diskusi tentang sejarah, dan mengkaji berbagai macam pusaka khas jawa utamanya keris. Ketertarikan Gus Jamal dengan Tosan Aji membuatnya menginisiasi komunitas pecinta keris bernama Paguyuban Tosan Aji Ronggolawe.

“Di Paguyuban Tosan Aji Ronggolawe, kita berdiskusi tentang filosofi keris, bahan pembuatan keris sampai tuah yang ada pada keris. Selain itu, paguyuban ini juga menjadi wadah bagi para keturunan Empu Supo dan Empu Pohguno,” lanjut suami dari Dhevi Yulianti serta ayah dari Ayatullah Xavi Malij al Varohidi dan Aisyah Halwa Tsuroyya Tsaqib ini. Gus Jamal menyesalkan banyaknya keris yang berhasil dibawa ke luar negeri oleh kolektor barang antik mancanegara.

Reporter : Puguh Nurdiansyah

Verified by MonsterInsights