fbpx

SAMBUT HARI JADI KE 272, DESA MISKIN DI BLORA CUKUP TINGGI

Menyambut hari jadi Kabupaten Blora ke 272 ternyata masih banyak PR yang harus garap oleh Pemerintah Kabupaten Blora. Salah satunya desa miskin, kategori barisan belakang dalam indeks pembangunan.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blora, Siswanto.

Blora – Menyambut hari jadi Kabupaten Blora ke 272 ternyata masih banyak PR yang harus garap oleh Pemerintah Kabupaten Blora. Salah satunya desa miskin, kategori barisan belakang dalam indeks pembangunan.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blora, Siswanto mengatakan, Blora kategori barisan belakang. Menangani masalah itu salah satunya adalah industri, Bupati mendatangkan investor ke Blora, tidak hanya membangun jalan saja.

“Yang penting banyak industri, bayangkan misalnya ada 20 pabrik gula GMM (PT. Gandhis Multi Manis). Berarti ada 20 ribu tenaga kerja. Agar tidak merantau, itu akan menangani derajat hidup langsung masyarakat kita, selain masalah jalan rusak,” katanya.

Politikus Golkar itu menganggap APBN APBD, Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (HKPD) stagnan, Blora dalam lima tahun ini hanya diantara 2.1, 2.2 saja. Indeks pembangunan di Kabupaten Blora nomor 6 dari belakang, dari 35 kabupaten/kota di Jateng, artinya Blora nomor 29.

“Bupati coba menggandeng calon-calon investor. Potensi lain bagaimana investor urus Blora, nanti jalan rusak bisa ditata lah, beriringan gitu lho jangan jalan tok, urusannya banyak,” tambahnya, Jumat (10/12).

Menanggapi jalan baru dan air lancar, Siswanto menilai belum mengetahui action secara langsung. Ia hanya tahu ada proyek dari Dana Alokasi Khusus (DAK) berupa PAM sekitar 30 titik yang terlihat.

“Ada DAK berupa PAM, tapi itu kan dari pusat. Saya melihat dari anggarannya. Sementara anggaran pemkab belum ada untuk menyongsong banyu lancar. Adanya droping air,” tandasnya. (jam).