fbpx
OPINI  

EKSPEDISI MEDANG KAMULAN

Meskipun Blora dikenal dengan cerita kuno Medang Kamulan, namun baru tahun 1940-42, sebuah ekspedisi benar-benar dilakukan untuk membuktikan keberadaan pusat kota kraton Medang, yang memang sangat minim dengan bukti otentik. Ekspedisi dikepalai oleh Van Orsoy De Flines, dengan surat tugas no. 1541 tanggal 19 Agustus 1940.

 

Ekspedisi medang kamulan
Ket : segitiga = temuan artefak s/d abad 10

 

Sebagaimana diketahui, keramik adalah salah satu jenis tinggalan arkeologi yang tidak cepat hancur dimakan usia walau beratus-ratus tahun terkubur di dalam tanah.Maka ekspedisi ‘Medang Kamulan’ menjadikan keramik sebagai acuan dan indikasi adanya pemukiman atau peradaban kuno yang sezaman dengan Medang Kamulan (diperkirakan sampai abad 10).

Ekspedisi dimulai di wilayah dimana legenda Medang Kamulan beredar, dan mempertimbangkan materi cerita yang diberikan oleh dusun Medang Ramesan,  yang secara jelas diterangkan oleh masyarakat desa setempat, dan atas dasar keterangan dari desa Kalanglundo dan Sendangrejo, pencarian pusat kota “Kraton Medang” dimulai.

Ekspedisi masih berlanjut menuju kecamatan Gabus, Grobogan, dimana, seperti disebutkan di atas, memiliki cerita dan tempat bernama Medang. Di daerah dekat perbatasan dengan Kabupaten Blora, harapan besar ada di Dukuh Medang, desa Banjarrejo. Seharusnya di sini akan ditemukan banyak petunjuk dari peninggalan itu, karena memang, menurut legenda yang ada, di sinilah pusat Medang Kamulan kuno berada.

Namun, harapan itu tidak terwujud. Di Medang (biasa disebut Medang Kawit) ditemukan pecahan keramik abad ke-9 dan ke-10, tetapi dalam jumlah kecil, dan bukan keramik hias. Penemuan di tempat lain di kecamatan ini (Gabus) juga secara umum mengecewakan. Jarang ditemui sebaran pecahan keramik, meskipun dengan beberapa pengecualian, lebih muda dari abad ke-11. Namun yang menjadi catatan adalah sebuah desa perbukitan di sebelah selatan, memberikan kejutan tim ekspedisi. Desa itu bernama desa Nglinduk dan desa Segorogunung, yang jarang penduduk dan sekarang terletak di tengah hutan Jati, terdapat banyak petunjuk dimana mungkin di sini sisa-sisa pemukiman yang kaya, penanggalannya – seperti yang dikatakan oleh banyak pecahan – dari periode akhir abad 8 sampai abad 11.