Kedungtuban- Sekali lagi, jebakan tikus beraliran listrik merenggut nyawa. Kali ini, Ladimin (63) warga Dusun Sudung Desa Wadu tewas tersengat listrik saat berada di sawahnya yang terletak di Desa Pulo Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Minggu (29/12).
Berdasarkan informasi dari Kepala Desa (Kades) Wadu, Agung Supriyanto, diketahui korban pergi ke sawah sekitar pukul 20.00 WIB malam tadi. Sayangnya, korban justru tewas tersengat jebakan tikus yang dipasang di sekeliling sawahnya.
“Betul, tersengat jebakan tikus beraliran listrik. Saat itu, dia (korban) pergi ke sawahnya di Pulo,” terang Kades.
Diketahui bersama, sebagian petani di kawasan Kedungtuban dan Kradenan memasang jebakan tikus beraliran listrik untuk menanggulangi serangan hama tikus yang kerap menyasar tanaman padi. Jebakan tersebut biasanya hanya dinyalakan saat malam hari.
Sebagai tanda peringatan, para petani yang memasang jebakan tikus beraliran listrik biasanya juga memasang lampu sebagai penanda adanya aliran listrik. Meski demikian, beberapa kali jebakan semacam ini memakan korban jiwa.
Sebelum peristiwa ini, seorang petani di Desa Gondel Kecamatan Kedungtuban, Khoirur Rosyid (33) meregang nyawa lantaran tersengat jebakan tikus yang ada di sawahnya sendiri. Petani ini lupa mematikan jebakan tikus saat bekerja di sawahnya pada pagi hari.
Di awal 2019, seorang warga di Desa Mojorembun Kecamatan Kradenan juga mengalami hal yang sama saat mencari burung di malam hari. Saat itu, warga tersebut tidak mengetahui adanya jebakan tikus di sawah tersebut.
Meski bukan satu-satunya cara untuk menghalau tikus, jebakan beraliran listrik dinilai menjadi salah satu cara paling efektif menanggulangi serangan hewan pengerat tersebut, meski di sisi lain cara ini sangat berbahaya. Cara lain menanggulangi serangan tikus adalah dengan gropyokan (perburuan tikus) atau dengan mendatangkan predatornya, yakni burung hantu. (nzr)
