CEPU – Menjadi arsitek klub sepak bola papan atas nasional menjadi takdir yang tidak dapat dihindari Joko Susilo. Dedikasinya pada sepak bola membuat Gethuk, sapaan Joko Susilo menjadi salah satu pelatih sepak bola yang paling diperhitungkan di tanah air. Sebelum menjadi pelatih kepala di Singo Edan, Joko Susilo berhasil membawa Arema menjuarai Galatama XII dan Liga Super Indonesia. Bisa dibilang, Joko Susilo merupakan salah satu putra Blora terbaik di bidang sepak Bola.
Joko Susilo lahir di Cepu, 9 Desember 1970. Mengawali karir sebagai pemain profesional di Persikaba Blora. Selanjutnya, sejumlah klub dari berbagai daerah menjadi tempatnya menunjukkan kebolehannya. Mulai dari Persibo Bojonegoro, PPSM Magelang, NIAC Mitra dan Arema Malang bergantian merekrut striker kelahiran Cepu ini.
Selepas dari Arema Malang, Joko Susilo bergabung dengan PSM Makasar, Persija Jakarta kemudia kembali lagi ke Singo Edan. Reputasinya dalam klub tidak bisa dipandang sebelah mata. Joko Susilo berhasil mengantarkan Arema Malang mengangkat trofi Galatama XII (1992/1993) dan Liga Super Indonesia (2009/2010). Tidak lama setelah Joko Susilo memutuskan untuk gantung sepatu, manajemen Arema Malang mempercayainya untuk melatih tim Singo Edan.
Karir kepelatihannya dimulai dari melatih akademi Arema kemudian menjadi asisten pelatih Arema. Salah satu portal maya Arema, Ongisnade.co.id membandingkan rekam jejak karir Joko Susilo dengan pemain kelas dunia Zenedine Zidan. Muhammad Irfan Anshori dalam ulasannya pada Ongisnade.co.id menganggap perjalanan karir Joko Susilo serupa dengan perjalanan karir Zidan.
Zidan membela Real Madrid sampai gantug sepatu, kemudian Zidan melatih Los Blancos. Demikian pula dengan Joko Susilo, membela Arema sampai gantung sepatu dan kemudian masuk pada jajaran pelatih klub Sepak Bola asal Malang tersebut. Kini, dengan meninggalnya Suharno, Joko Susilo menjadi pelatih kepala bagi tim Singo Edan.
Editor : Sahal Mamur
Foto : bola.kompas.com
*Dari berbagai sumber.
