fbpx

LATIHAN MUSIK KERONCONG DARI RUMAH KE RUMAH

Ekstrakulikuler musik keroncong di SMPN 2 Blora selain rutin latihan di sekolah, tidak menutup kemungkinan juga para murid berlatih dari satu rumah ke rumah lainnya, sehingga murid merasa lebih percaya diri dilihat orang banyak.
Guru seni budaya SMPN 2 Blora, Suparno.

Blora – Ekstrakulikuler musik keroncong di SMPN 2 Blora selain rutin latihan di sekolah, tidak menutup kemungkinan juga para murid berlatih dari satu rumah ke rumah lainnya, sehingga murid merasa lebih percaya diri dilihat orang banyak.

“Kegiatan yang dilaksanakan di rumah murid, biasanya disesuaikan dengan acara murid, misalnya saat ulang tahun atau hajat yang lain. Latihan keliling dari rumah ke rumah dilaksanakan kurun satu bulan sekali,” ucap Guru seni budaya SMPN 2 Blora, Suparno kerap disapa Nano.

Latihan murid SMP tidak hanya keroncong dan dangdut, namun semua genre. Tapi juga lagu-lagu lain jika anak-anak bisa mengikuti. Selain lagu-lagu lama, lagu baru juga ada, pihak guru dipaksakan untuk jeli mengetahui lagu yang sedang trend. Lebih lanjut, anak-anak pun diajarkan membaca notasi musik, part dan tunenya.

“Saya berharap murid memiliki grub yang bagus, layak ketika ditanggap orang, kalau pentas kemana-mana membawa nama baik SMPN 2 Blora. Saya juga berharap keroncong ini dapat mempertahankan dan melestarikan budaya khususnya dalam hal musik keroncong dangdut,” harapnya.

Musik itu tunenya adalah apa yang didengar, masalah pemain yang baca atau tidak, tidak jadi masalah. Yang penting jalan dan bisa didengarkan, jadi dibuatkan part tune kepada anak supaya bisa jalan mengiringi lagu-lagu.

Metode lain juga diajarkan Nano yaitu dengan kode jari yang ia temukan sendiri, ia mengaku pernah juara tahun 2012 finalis di Bali dan Malang sebagai guru nobel Nasional menemukan kode jari. Para murid akan melihat kode akord jari yang disampaikan olehnya, tidak hanya membaca tapi juga mentransfer kode itu yang langsung dimainkan tanpa melihat part.

“Itu misalnya untuk lagu yang tidak tersedia dalam part tune, tau-tau ada permintaan lagu di luar lagu mereka, entah lagu barat atau lagu yang mereka tidak tahu. Saya harus bisa mengendalikan, tidak mungkin kalau permintaan kita tolak. Murid harus siap dengan arahan dan kode-kode yang saya berikan,” imbuhnya.

Pihaknya berharap dengan pemerintah mengetahui keperluan anak yang memiliki bakat seperti belajar musik, les, tempat pentas, sanggar. Dirasa kesemuanya saling keterkaitan. Menurut Nano, ini kegiatan yang sangat bagus bisa dimanfaatkan oleh Lembaga Pemerintah guna mengembangkan bakat dan melestarikan kesenian yang ada di Kabupaten Blora.

“Saya berpesan kepada murid untuk terus berlatih meski saya sudah tidak mengajar di SMPN 2 Blora, para murid terus bisa menjunjung tinggi nama baik sekolah dan juga bisa melayani masyarakat yang membutuhkan tentunya, menjunjung nilai nilai budaya bangsa terutama melestarikan musik campur sari dan dangdut,” tandasnya. (Jam).