fbpx

PMII BLORA : JEJAK KAUM INTELEKTUAL SARUNGAN DI KOTA MUSTIKA

AKSI PMII DAN LIDAH TANI
PMII Blora banyak melakukan kritik atas berbagai kebijakan pemerintah yang dianggap menyimpang
DEMO PMII BLORA
PMII Blora banyak melakukan kritik atas berbagai kebijakan pemerintah yang dianggap menyimpang

Blora (16.07.2016) Minimnya jumlah perguruan tinggi di kota mustika menghalangi munculnya gerakan-gerakan mahasiswa. Chabib Alwi, aktivis PMII era 2009 mencatat awal mula kehadiran gerakan mahasiswa progressif tersebut di Kota Mustika.

“PMII Blora tidak bisa lepas dari gerakan mahasiwa di Jogjakarta dan Semarang. Para intelektual lulusan perguruan tinggi di Jogjakarta dan Semarang bersama-sama dengan mahasiswa di STAI Al Muhammad Cepu dan beberapa mahasiswa di Blora menginisiasi hadirnya gerakan mahasiswa tersebut di Blora” tulis Alwi.

Alwi juga mencatat beberapa tokoh pendiri PMII Blora, mereka adalah Saiful Hambali S.Ag, Yunus Bachtiar, Irham Ali syaifuddin, Moesafa S.Fil, Nur Rasyidin M.PdI, Ahmad Kholid M.PdI, Noor Hadi, dan Beberapa Tokoh pemuda saat itu. Nama-nama tersebut kini telah berperan secara praktis di berbagai sektor di Kabupaten Blora maupun di luar Blora.

Tidak lama setelah pendiriannya, PMII Blora menampakkan diri dengan berbagai cara. Terinspirasi dari doktrin dasar pergerakan “dzikir, fikir, amal sholeh”  berbagai agenda pun dilaksanakan. Segala macam kajian menjadi rutinitas yang diselenggarakan tiap perioode kepengurusan. Kajian tersebut diimplementasikan dalam langkah-langkah organisasi yang cukup mempengaruhi keputusan pengambil kebijakan Kabupaten Blora.

“Yang paling saya ingat adalah kajian tentang retribusi pasar dengan obyek kajian pasar induk Cepu dan beberapa pasar lain di kabupaten Blora. Sahabat dan sahabati saat itu telah mengikuti pelatihan analisa sosial, tidak lama kemudian pemerintah merencanakan untuk menaikkan biaya retribusi” kenang Alwi.

“Kader PMII Blora pun merespon rencana pemerintah tersebut dengan melakukan survey di beberapa pasar di Kabupaten Blora, hasilnya sebagian besar pedagang pasar tradisional merasa keberatan dengan rencana pemerintah. Berdasarkan survey tersebut, pemerintah pun mengurungkan niatnya untuk menaikkan biaya retribusi” Jelasnya.

Terlepas dari dinamis berbagai kepentingan yang mendekatinya, PMII Blora telah menunjukkan kemampuannya sebagai organisasi intelektual-kemahasiswaan dari tahun ke tahun.

Editor       : Syaifuddin Arief

Foto         : Dokumentasi PC PMII Blora

Sumber    : Website PMII dan wawancara dengan Berbagai Pihak