fbpx

POKTAN NGUDI SANTOSO : PAKAI TRANSPLANTER, TAK PERLU NDAUT

Anggota DPRD Jateng dan petani desa Gadon Cepu mencoba alat transplanter, Selasa (03/10).

Cepu – Komisi B DPRD Jawa Tengah melakukan kunjungan kerja di Desa Gadon Cepu untuk memantau kondisi pertanian dan menampung keluhan petani, Selasa (03/03). Dalam agenda itu, anggota para wakil rakyat ini mengunjungi lahan persawahan milik kelompok tani Ngudi Santoso dan kelompok tani Sri Widati. Bersama petani, anggota DPRD ini juga mencoba mesin transplanter yang digunakan untuk menanam padi.

 

Anggota DPRD Jateng dan petani desa Gadon Cepu mencoba alat transplanter, Selasa (03/10).

 

“Pakai mesin ini lebih cepat tanamnya, tidak perlu ndaut dan biayanya lebih murah. Per hektar bisa menghemat biaya tanam hingga satu jutaan. Saya sudah tiga kali musim tanam memakai transplanter dan hasilnya bagus. Hanya saja jumlah transplanter bantuan Kementerian Pertanian yang masih terbatas, sehingga belum semua petani di Desa Gadon bisa menanam padi dengan alat ini,” komentar Muh Alwi, ketua Poktan Ngudi Santoso seperti dikutip Humas Setda Blora.

Di depan anggota komisi B DPRD Jawa Tengah, Sutiono Ketua Kelompok Tani Sri Widati mengatakan di Desa Gadon ini ada 5 kelompok tani. Dari 5 kelompok tani tesebut, baru ada 3 kelompok tani yang menerima bantuan transplanter dari Kementerian. Ia berharap agar seluruh kelompok tani bisa diberi bantuan transplanter, alat pengering gabah, mesin selep dan mesin pompa air untuk menyedot air dari Bengawan Solo.

 “Desa kami ini memang selalu tanam padi terus karena menggunakan air Bengawan Solo. Jadi kita sudah swasembada gabah, tapi belum swasembada beras. Disebabkan tidak punya alat pengering dan selepan. Sehingga gabah langsung jual keluar. Kami berharap ada bantuan alat pengering gabah, selep dan mesin pompa air untuk gelontoran dari Bengawan Solo sehingga sawah yang teraliri bisa lebih luas,” ucap Sutiono.

Yudhi Sancoyo, Wakil Ketua Komisi B DPRD Jawa Tengah mengatakan akan mengawal masalah yang dihadapi oleh petani di Desa Gadon dan sekitarnya. Terkait pupuk, pihaknya siap melakukan komunikasi dengan Petrokimia Gresik dan Pusri untuk menambah persediaan pupuk bersubsidi. Sehingga petani tidak perlu beli pupuk non subsidi yang ditawarkan ke agen agen pupuk di desa-desa dengan harga lebih mahal.

 “Nanti saya sendiri yang akan mengawalnya. Kasihkan proposalnya ke rumah saya di Blora,” ujar Yudhi Sancoyo di depan para petani.

 

Reporter : Fawaidi M / Humas Setda Blora