OPINI  

MENYIKAPI GERAKAN KESETARAAN GENDER DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Muhammad Syafii
Muhammad Syafii

Adanya segmentasi jenis kelamin angkatan kerja, praktek penerimaan dan promosi karyawan yang bersifat diskriminatif atas dasar gender, bukan semata mencekik hak perempuan melakukan kebebasan bekerja sebagaimana yang terus digembar-gemborkan aktivis sosial dan kaum perempuan.

Justru dengan adanya ketentuan tersebut, akan memuliakan kaum perempuan untuk memprioritaskan dirinya dalam mendidik dan merawat keturunan, agar lebih berkualitas guna meningkatkan indeks kecerdasan anak-anak.

Lebih dari 14 abad yang lalu Islam datang mengajarkan bagaimana menjadi perempuan yang baik dan berkompeten, tanpa melampaui kodratnya sebagai perempuan.

Dari sini pula, Muhammad Ali al Ghomidy dalam sebuah artikel yang bertajuk Muqaranatul al Nadzroh at Takamuliyyah al Islamiyyah bayna al Rajul wa al Mar’ati menjelaskan pandangan Islam  mengenai hubungan antara laki-laki dan perempuan, adalah hubungan saling melengkapi, bukan hubungan persaingan yang diinginkan oleh konsep sekuler.

Allah berfirman: Dan anak laki-laki itu tidak seperti anak perempuan (Q.S Ali Imran 3:36). Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa konsep keadilan menurut pandangan Barat, yakni menyetarakan semua aspek hak laki-laki dan perempuan, sangat bertolak belakang dengan Islam.

Pandangan Barat menyerukan atas nama keadilan, sedangkan Islam sendiri mendefinisikan adil dengan keseimbangan antara suatu yang lebih dan kurang dan memberikan sesuatu yang semestinya kepada orang yang berhak terhadap sesuatu itu.

Esensi keadilan sendiri yang relevan dan komprehensif adalah menurut sudut pandang Islam, memberikan keseimbangan sosial untuk mencapai keharmonisan.

Dampak fatal menyebarnya gerakan kesetaraan gender ini adalah banyaknya wanita karir, khususnya di Indonesia. Ini sangat berpengaruh terhadap anak- anaknya.

Seorang wanita karir biasanya pulang ke rumah dalam keadaan lelah setelah seharian bekerja, hal ini secara psikologis akan berpengaruh terhadap tingkat kesabaran yang dimilikinya dalam mengurus dan mendidik anak, sehingga banyak terjadi kekerasan pada anak.