Isu panas LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) mulai bergulir sejak diunggahnya konten kontroversial di podcast dari mantan pesulap DC yang berjudul “Tutorial Menjadi Gay di Indo,” di awal bulan Mei ini.
Video tersebut tidak membutuhkan waktu lama untuk dihapus oleh yang bersangkutan sekaligus membuatnya mengeluarkan pernyataan permintaan maaf.
Selain mengakibatkan kehilangan puluhan ribu pengikut kanalnya (subsriber), di jagat twitter juga muncul #UnsubscribePodcastCorbuzier.
Nampaknya konten tersebut benar-benar menyentuh isu sensitif di negeri ini.
Namun nampaknya isu terkait LGBT terus menggelinding dan membesar bak bola salju.
Mulai banyak diadakan diskusi-diskusi di televisi maupun media online seperti youtube dan zoom.
Sudut pandang yang dibahas pun bermacam-macam, bergantung pada kompetensi pakar yang diundang.
Mungkin di Blora, isu ini kurang menarik dibanding yang lain. Namun bukan berarti boleh dianggap remeh karena memang LGBT ini adalah ancaman serius bagi masa depan generasi bangsa.
Gerakan LGBT ini bukan gerakan lokal namun sudah berskala global.
Salah satu faktanya adalah dari berita yang di muat di wolipop.detik.com, Kamis, 26 Mei 2022 kemarin tentang perusahaan Mattel yang merilis boneka Barbie transgender pertama yang terinspirasi dari salah satu pesohor Hollywood.
Miris sekali rasanya mengetahui hal tersebut, gerakan ini bahkan sudah menyasar anak-anak.
Tugas orang tua yang sudah cukup sulit di zaman millenial ini nampaknya akan lebih berat lagi dengan gempuran pemahaman dan pemikiran yang keliru dan tidak sesuai fitrah manusia.
Secara fitrahnya manusia itu menyukai lawan jenis, bukan sesama jenis. Di dalam Al-Qur’an juga di kisahkan tentang kaum Nabi Luth yang di azab karena menyalahi fitrah ini. Jadi jelas bahwa perilaku ini tidak diperbolehkan.
Selain itu, secara moral dan sosial kemasyarakatan, hal ini juga masih dianggap tabu dan melanggar norma.
Namun semakin kesini, nampaknya ada upaya untuk membiasakan masyarakat dengan perilaku menyimpang ini. Tengok saja banyak tayangan, konten-konten dan yang lain yang mengangkat sosok-sosok LGBT.
Sehingga semakin lama masyarakat semakin biasa melihat perilaku dan pelakunya ini, akibatnya kontrol masyarakat melemah dan sanksi sosial mulai memudar.
Kita perlu menyadari bahaya besar dari perilaku ini. Bahaya dari sisi agama, kesehatan, moral bahkan sosial (pidana kriminal). Jangan sampai kita baru menyadari bahayanya setelah terjadi di sekitar kita.
Maka perlu kita mengedukasi anak-anak sejak dini agar terhindar dari perilaku yang keliru ini. Masyarakat juga jangan ketinggalan untuk mengontrol, berani mengingatkan namun tidak main hakim sendiri. Apabila sampai terjadi tindak pidana kriminal seperti pedofilia, maka aparat hukum harus bertindak tegas. Demi ketenangan dan ketentraman masyarakat.
Tentang penulis, Arimbi merupakan seorang ibu rumah tangga. Ia berusia 38 tahun. Saat ini tinggal di Kelurahan Bangkle, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora.
*Opini di atas merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab Bloranews.com