MAHASISWI BLORA INI RAIH PREDIKAT CUM LAUDE UNY BERKAT STUDI TAPAK SUCI

Wahyu Ginanjar (21) meraih predikat Cum Laude dari Universitas Negeri Yogyakarta (insert: sampul skripsi karya Wahyu Ginanjar)

Blora Prestasi menggembirakan diraih mahasiswi asal Blora, Wahyu Ginanjar (21), yang berhasil meraih predikat Cum Laude dari Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), berkat karya ilmiahnya tentang ekstrakulikuler Tapak Suci.

 

Wahyu Ginanjar (21) meraih predikat Cum Laude dari Universitas Negeri Yogyakarta.

 

Anak tunggal pasangan (alm) Sugiono dan Suwati ini, menjalani wisuda pada Sabtu (29/06) kemarin di Gedung Olahraga (GOR) UNY, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Indeks Prestasi Komulatif (IPK) mahasiswi ini adalah 3,72.

“Aku angkat topik tentang pendidikan karakter dalam ekstrakulikuler Tapak Suci di SMK Muhammadiyah 2 Blora,” kata Ayuk, Minggu (30/06). Syarat mendapatkan predikat Cum Laude di kampus ini cukup berat.

Hal ini dapat dilihat di Peraturan Rektor UNY nomor 1 tahun 2019 tentang Peraturan Akademik UNY. Sejumlah syarat predikat kelulusan diterangkan pada  Bab X tentang Kriteria Kelulusan Bagian Kedua tentang Predikat Kelulusan.

Disyaratkan, mahasiswa jenjang S1 mendapatkan predikat Cum Laude (dengan pujian), jika memiliki IPK antara 3,51 hingga 4,00 dengan masa studi maksimal 4,5 tahun. Tak hanya itu, mahasiswa ini juga harus berhasil meraih nilai minimal B+ untuk tugas akhir (skripsi).

“Saya tidak ingin seperti kacang yang lupa kulitnya. Saya dibesarkan dan dididik di Tapak Suci. Melalui skripsi ini, saya ingin memberitahukan ke masyarakat, Tapak Suci tidak hanya menekankan pada beladiri, tetapi juga mendidik karakter kita menjadi muslim yang tangguh,” katanya.

Awal Kuliah dan Catatan Prestasi Sebagai Pesilat

Tahun 2015, Ayuk diterima di jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial UNY. Sejak awal, mahasiswi alumni SMA Negeri 1 Blora ini mendapatkan beasiswa Bidikmisi dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti).

“Dari sinilah, saya kuliah secara gratis dan diberi biaya hidup setiap bulannya. Berkat doa dan perjuangan ibu juga,” kenangnya.

Ayuk harus hidup terpisah dengan ibunya. Sejak kecil, Ayuk tinggal dengan neneknya di jalan Kapuas no 34B Kedungjenar Blora Kota. Sedangkan ibunya bekerja sebagai buruh pabrik di Sidoarjo, Jawa Timur.

“Sungguh luar biasa ibu saya,  dengan gaji pas-pasan, beliau mendidik saya dengan luar biasa. Setiap satu bulan sekali kita bertemu,  beliau tidak pernah menampakkan raut wajahnya yang lelah bekerja. Meskipun saya tau pasti beliau merasakan hal itu,” imbuhnya.

Selain itu, Ayuk juga menyebut para pelatihnya di Tapak Suci sebagai orang yang berjasa membimbingnya hingga meraih prestasi ini. Berkat para pelatih, gadis ini berhasil meraih prestasi sebagai mahasiswi dan pesilat yang handal.

“Melalui tangan pelatih-pelatih hebat seperti bapak Sumarno, bapak Wasito, dan bapak Sulaekan Winarko yang terus membimbing saya. Baik di dalam, maupun di luar Tapak Suci,” ucapnya.

Sebagai pesilat Tapak Suci, catatan prestasi Ayuk antara lain, wasit terbaik putri pada Kejurda Tapak Suci Blora tahun 2016. Kemudian, juara 2 kategori regu pada Kejuaraan Tapak Suci di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Selain itu, masih banyak lagi prestasi yang diraihnya.

“Yang paling membanggakan adalah saat menjuarai Kejurnas di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Saat itu, latihan sangat singkat dan harus menghafal jurus baru. Sempat lupa juga, ternyata saat di gelanggang bisa maksimal dan jadi juara 3,” pungkasnya.

Kepada mahasiswa Blora yang saat ini tengah menyelesaikan studi, Ayuk berpesan agar jangan patah semangat saat ada kendala. Dirinya mengingatkan, semua cobaan yang ada merupakan kepastian dari Allah, untuk menjadikan hamba-Nya sebagai insan yang kuat. (jay)