fbpx

KHAZANAH LINGUISTIK BLORA: NAMA KECAMATAN DI BLORA YANG BERASAL DARI AKRONIM

Ilustrasi Peta Kabupaten Blora.

BLORANEWS – Selain kaya akan budaya dan sumber daya alam, Kabupaten Blora juga memiliki Khazanah Linguistik yang menarik untuk di kulik. Diantaranya beberapa nama kecamatan yang ternyata merupakan akronim atau singkatan.

Seperti dijelaskan diatas, nama kecamatan di Kabupaten Blora tidak serta merta lahir dengan sendirinya. Namun memiliki akar historis dan filosofis yang melatar belakangi terciptanya nama tersebut.

Beberapa diantaranya merupakan perpaduan diksi yang membentuk sebuah akronim. Dan akronim inilah yang kemudian menjadi akar filosofis nama kecamatan di Kabaupaten Blora.

Apa saja nama kecamatan di Kabupaten Blora yang merupakan akronim atau singkatan? Berikut Bloranews sajikan ulasannya.

1. Kecamatan Cepu

Nama Cepu sebagai sebuah daerah sudah terdengar sejak zaman Panembahan Senopati (Raja Mataram I), tepatnya saat terjadinya perebutan puteri Madiun yang bernama Retno Dumilah.

Dihimpun dari berbagai literatur, nama Cepu sendiri merupakan sebuah singkatan. Yakni perpaduan kata “Nancep” dan “Pupu”, yang kemudian disingkat menjadi Cepu.

Secara historis, penamaan Cepu berangkat dari kisah Sang Arya Penangsang. Yaitu pada saat pertempuran antara Jipang dan Pajang disepanjang pinggiran bengawan Solo.

Alkisah, ada seorang prajurit Jipang (Arya Penangsang) yang tertancap tombak di pahanya. Dalam bahasa Jawa, tancap adalah nancep, paha adalah pupu, maka lakuran dari dua kata tersebut menjadi Cepu.

2. Kecamatan Jepon

Keberadaan Jepon sebagai sebuah daerah sudah ada sebelum era penjajahan Jepang. Namun istilah Jepon sebagai nama daerah baru ada ketika era pendudukan Jepang.

Nama Jepon sendiri merupakan singkatan dari “Jepang Nipon” yang diberikan oleh para penjajah Jepang. Dan karena penjajah Jepang lama berada di Jepon, masyarakat pun lebih suka menyebut nama daerahnya dengan istilah Jepon.

3. Kecamatan Jiken

Menurut legenda yang berkembang di masyarakat, nama Jiken berasal dari dua kata, yakni “Driji” dan “Teken”. Driji artinya jari-jemari, dan Teken artinya tongkat.

Dua kata itu kemudian dipadu-padankan menjadi Driji–Teken. Dan akhirnya disingkat menjadi sebuah Kecamatan bernama Kecamatan Jiken.

4. Kecamatan Sambong

Asal-usul nama Sambong berasal dari kata Sambongan yang artinya bendungan. Dikisahkan, kala itu ada sosok kyai kharismatik bernama Kyai Anggamaya yang bermukim di Desa Sambong.

Waktu pertama bermukim di desa tersebut, Kyai Anggamaya dan pengikutnya membuat sebuah bendungan. Dan orang-orang di sekitar daerah menyebutnya dengan istilah sambongan, yakni bendungan untuk menahan air.

Keberadaan bendungan itu ternyata mampu menghidupi warga di kala musim kemarau. Dan semenjak itu, para warga menamai desanya dengan sebutan Desa Sambong.

Redaksi.